RESENSI NOVEL
MOGA BUNDA DISAYANG
ALLAH
KARYA TERE LIYE
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MEMBACA KOMPREHENSIF
PENGAMPU M. FAKHRUR SAIFUDIN
DISUSUN OLEH:
MELATI PUTRI UTAMI A310120031
PROGRAM BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
No. ISBN : 979321079-b
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Tempat
terbit : Jakarta
Cetakan ke- : IX
Tahun Terbit : Mei – 2011
Jumlah
Halaman :306
Tebal Buku :vi+306
Dimensi (PxL) :20,5×13,5cm
Bahasa :Indonesia
Harga Buku : Rp45.000,00
Jenis Buku : Fiksi
Novel ini
mengangkat sebuah cerita nyata
yang terjadi di
Alabama 1880-1968.
Menceritakan perjuangan seorang anak dengan penyakit yang tiba-tiba datang
padanya tanpa sebab yang di ketahuinya ,buta tuli dan bisu, dengan semua
keterbatasan yang dimilikinya dia tetap berusaha dan tegar, namun semua
yang dirasakannya hanya gelap, segalanya tentang
dunia, tuhan hanyalah
gelap gulita. Rasa ingin tau
yang kuat terkurung didalam dirinya tanpa bisa dia utarakan pada siapapun
mebuatnya mudah marah. Membuat
kelurganya semakin sedih dengan melihat penderitaan itu.
Ini merupakan cobaan Allah yang merupakan kasih sayangnya
kepada hambanya. Dengan segala doa dan ihtiar sang ibu, Allah memberikan jalan keluar dari
penderitaan dan cobaan itu melalui seorang pemuda. Cerita novel ini sungguh
sangat menggugah hati, dan
juga pengarangnya yang sangat kreatif.
Pengarangnya adalah seorang pria
yang berumur 34 tahun, lahir pada 21 Mei 1979 yang berasal dari Sumatera Selatan. Nama
pengarangnya ini adalah Tere –liye yang merupakan nama penanya, nama aslinya
adalah Darwis, anak ke 6 dari 7 bersaudara ini sudah banyak mengeluarkan novel
ciptaannya ,sampai tahun 2012 ini sudah 14 buah novel yang di terbitkannya.
Tere – liye
telah mengeluarkan 14 buah judul novel. Semua isi novelnya mengandung makna akan semua
kesederhanaan dalam kehidupan.
Semua novel yang di buat oleh tere liya sangat bermanfaat dan mengandung
amanat yang dapat di pelajari dan di pakai
dalam kehidupan.
Judul novel ini
“semoga bunda di sayang allah”maksudnya
adalah seorang ibu yang sangat tegar dalam menghadapi cobaan dan dengan kasih
sayang melimpah kepada anak tersayangnya. Tebal buku ini 306 halaman, pengarang novel
ini banyak mengeluarkan novel dan kebanyakan novelnya bergenre sedih dan juga
membawa banyak kebaikan bagi kita yang membacanya bisa mendapat
pengetahuan yang luas juga dapat memperbaiki diri kearah yang lebih baik.
Alasan saya
memilih novel ini adalah banyak pelajaran yang dapat saya ambil dari novel ini. Tentang
keteguhan hati dalam menghadapi begitu banyak cobaan, rasa syukur
kepada allah sang pencipta. Saat membaca novel ini, terdapat
perasaan ingin mengetahui bagaimana akhir cerita dan perjuangan gadis kecil
itu, sehingga memacu
kita untuk terus mengikuti cerita dari awal hingga akhir.
Novel ini
bercerita tentang gadis kecil bernama Melati yang terlahir sangat lucu
menggemaskan, rambut ikalnya mengombak, pipinya tembam seperti donat, bola
matanya hitam legam seperti biji buah leci dan giginya kecil-kecil bak gigi
kelinci. Dia adalah anak seorang terpandang dan pemilik perusahaan yang cukup
besar di suatu kota. Keluarga ini tinggal disebuah rumah
mewah di perbukitan kota. Keluarganya
sangat menyayangi Melati. Bunda
dan Tuan HK adalah penghuni rumah tersebut. Melati berumur enam tahun, tapi kebahagiaan
itu sudah tiga tahun yang lalu pergi. Kejadian yang tak terduga terjadi saat
Melati berumur tiga tahun. Pada saat itu keluarga Tuan HK berlibur ke pulau
Mikronesia. Pulau yang sangat indah dengan sejuta pesona pantai dan laut.
Melati gadis yang lucu menggemaskan terhentak dan terjatuh duduk tidak berdaya
setelah sebuah piring terbang mengenai kepala imutnya. Saat terjatuh Melati
mampu berdiri dan memeluk bundanya. Namun tidak disangka saat keluarganya
sedang mempersiapkan akan pulang, tiba-tiba Melati terjatuh saat sedang
berdiri. Dokter menyatakan bahwa Melati buta total dan tuli total sehingga
otomatis bisu. Serasa di cabut nyawa mendadak, Bunda dan Tuan HK telah kehilangan
nikmat Allah yang tidak terhingga bagi anaknya. Disamping hal itu, otak
belakang Melati terganggu yang berakibat hilangnya seluruh memori dan daya
ingat miliknya.
Melati menjadi seorang yang selalu
marah, berteriak-teriak, melempar apa saja yang dipegangnya, memukul dan
menjambak apa saja tanpa peduli apapun itu. Melati tidak memiliki akses untuk
bisa mengenal dunia dan seisinya. Mata, telinga dan semua tertutup baginya.
Melati tidak pernah mendapatkan cara untuk mengenal apa yang ingin dikenalnya.
Rasa ingin tahu yang dipendam bertahun-tahun itu akhirnya memuncak, menjadikan
Melati menjadi frustasi dan sulit dikendalikan. Orang tuanya berusaha berbagai
macam cara untuk bisa mengendalikan Melati. Psikiater dan dokter
anak-anak dari salah satu rumah sakit ternama Ibukota yang diundang oleh orang
tuanya tidak berhasil mengendalikan Melati. Bahkan saat Melati ditempeli
kertas-kertas medis, Melati menarik salah satu tangan dokter lalu menggigitnya
sampai nyaris putus sehingga darah berceceran di lantai.
.Perjuangan Melati dimulai setelah
Bunda menemukan Pak Guru Karang yang akhirnya mau membantu anaknya. Karang
merupakan pemuda yang tidak punya latar belakang pendidikan. Namun dia memiliki
sesuatu yang bahkan tidak setiap orang dengan latar belakang pendidikan
memilikinya. Dalam buku ini, Karang diceritakan mampu ikut merasakan perasaan
anak-anak yang berdiri di depannnya, di dekatnya dan dengan sentuhannya yang
pandai menyenangkan anak-anak. Karang mampu berempati dengan sangat dalam pada
apa yang dirasakan Melati. Kehidupan Melati hanya melihat gelap, hitam kosong
tanpa warna. Disekelilingnya Melati hanya merasakan senyap sepi, tak ada nada.
Perjuangan
belajar seorang buta tuli ini tidak mudah karena diajar oleh seorang yang
sedang bermasalah dengan kenangan masa lalunya. Karang sebenarnya hampir kehilangan semangat hidupnya
setelah 18 anak didiknya tewas dalam kecelakaan perahu. Perasaan
bersalah itu menjadikannya hancur, menjadi pemabuk, hidup di malam hari,
kehidupannya benar-benar hancur. Dia bahkan hampir tidak berminat ketika Bunda HK memintanya
untuk membimbing Melati. Tapi demi cintanya terhadap anak-anak, Karang akhirnya
datang memenuhi permintaan Bunda HK.
Tidak mudah untuk menemukan metode
pengajaran bagi Melati. Bagaimana caranya Melati bisa mendengar apa yang
dikatakan Karang, bagaimana caranya Melati bisa melihat, bahkan untuk menangis
saja Melati tidak bisa menemukan kosakata yang benar. Dunia Melati benar-benar
gelap. Melati tidak mempunyai akses untuk tahu, tidak mempunyai cara untuk
mengenal apa yang ingin dia kenal. Melati menurut aturan umum disebut
sebagai seorang anak yang memiliki keterbatasan dalam penglihatan, pendengaran,
dan ucapan. Namun Tuhan berkata lain. Melati memiliki kelebihan yang luar biasa
dibanding anak-anak pada umumnya. Rasa ingin tahunya besar akan keadaan sekelilingnya
sehingga dia mudah merasa marah karena ketidaktahuan yang dimilikinya kecuali
kegelapan dan kekosongan.
Selama lima hari
Karang berusaha mengajarkan Melati satu hal yaitu memakai sendok.
Melatih Melati saja membutuhkan waktu yang sangat lama. Saat Karang menyuruh
Melati untuk makan dengan menggunakan sendok, Melati melempar sendoknya dan
makanannya. Karang berkali-kali juga mengancam Melati bahwa tidak akan ada
sarapan jika Melati terus membantingnya. Karang akhirnya menyeret Melati
dengan kasar, namun cengkeraman Karang terlepas sehingga Melati berhasil
meloloskan diri dan berlari. Melati melakukan hal ini sama seperti anak normal
lainnya yang berusaha menghindar dari hukuman.
Melati terjatuh, kaki Melati
tersangkut sandal kepala kelincinya sendiri. Tubuh kecil itu terbanting tanpa
ampun dilantai. Namun, Melati tidak menangis. Sejak tiga tahun lalu ia
kehilangan kosa-kata menangis. Ia tidak mengerti apa itu menangis, tidak pernah
melihat dan mendengarkan orang menangis, jadi bagaimana Melati akan meniru
menangis. Bunda yang memperhatikan melati dari kejauhan tidak dapat menolong,
bunda hanya berbisik lemah agar Melati bertahan dan bersabar.
Dihari kelima, Salamah iseng-iseng
membereskan kamar Karang. Salamah menemukan botol minuman keras dekat bantal di
dalam kamar Karang. Salamah lalu memberitahu Tuan HK. Akhirnya Tuan HK mengusir
Karang. Awalnya, Karang memohon-mohon untuk dibiarkan tetap tinggal, bahkan
sampai berjanji tidak akan mabuk lagi. Namun, Tuan HK tetap mengusir Karang.
Karena ada urusan, Tuan HK pergi ke perusahaannya dan terpaksa pergi ke Jerman.
Setelah Tuan HK pergi, Karang dipanggil oleh Bunda HK saat Melati tiba-tiba
makan menggunakan sendok. Selama Tuan HK pergi selama tiga minggu, Karang
berusaha mengajarkan Melati apapun. Selama sembilan belas hari,
Karang hanya bisa mengajarkan Melati untuk makan sambil duduk. Karang hampir
putus asa mencari cara untuk mengajarkan Melati.
Melati tidak bisa melihat,
mendengar, ataupun bicara. Bahkan Karang telah mencoba merangsang Melati dengan
api. Keesokkan harinya ketika Karang sarapan, tiba-tiba datanglah Tuan HK.
Karena Bunda HK tidak memberitahu Tuan HK tentang kemajuan Melati, Tuan HK
marah karena masih ada Karang di rumah tersebut. Dalam keramaian, Melati yang
terlupakan keluar rumah. Ketika semua orang tersadar, Melati sedang bermain air
di luar rumah karena saat itu sedang hujan. Karang kemudian merengkuh tangan
melati dengan bergetar dan menuliskan huruf perhuruf di telapak tangan melati
”air”.melati pun tersenyum.kemampuan itu akhirnya tiba juga.seluruh permukaan
telapak tangan melati bak merekah oleh simpul saraf yang berjuta kali lebih
sensitif.ada mata di situ telingan dan juga mulut.
Siang itu di habiskan keluarga ini
bagaikan kebahagian yang tak pernah di rasakan lagi,semua rasa sedih itu musnah
sudah,hanya perasaan bahagia dan lega yang dirasakan hati.melati setelah tau ia
bisa mengenali benda-benda melaui tangannya menghabiskan siang dengan berbagai
pertanyaan yang tak dapat di tanyakannya yang telah menumpuk ,mengerung tiada henti
dan terus tertawa riang.karangpun ikut merasakan perasaan senang melati dan
juga terus tersenyum saat menjawab semua pertanyaaan Melati. Kesabaran hati dan
keteguhan hati sang bunda dan juga karang sampai akhir, hingga allah memberikan
keajaiban kepada melati dan keluarga itu.
Penilaian buku :
Kelebihan buku:
Novel ini memiliki makna yang sangat
berharga setelah kita membacanya.Cerita ini menyuguhkan
perjuangan hidup yang tidak mudah yang dialami oleh anak-anak. Baik itu Karang
yang yatim piatu maupun Melati dengan segala kekurangannya. Namun ada satu
kesamaan antara mereka, anak-anak selalu punya janji masa depan yang lebih
baik. Penulis berulang kali mengungkapkan kalimat yang mengingatkan pembaca
untuk bersabar dan bersyukur “Hidup ini adil, sungguh Allah Maha Adil, kitalah
yang terlalu bebal sehingga tidak tahu dimana letak keadilanNya, namun bukan
berarti Allah tidak adil”.
Kekurangan buku :
Sedikit mengunakan kata-kata yang
kurang bisa di pahami.Kata-kata
mutiara yang di pakai sedikit mempersulit pembaca dan membuat bosan karena
terlalu banyak.
Persamaan Novel:
Persamaan novel tere liye yang berjudul “Moga Bunda
Disayang Allah” dengan judul “Hafalan Shalat Delisa” yaitu sama-sama mempunyai
tema yang sama yaitu tema dari judul Moga Bunda Disayang Allah bertema arti sebuah kehidupan dan kasih sayang,alur
novel ini mempunyai alur maju yang ditandai dengan pengenalan, timbulnya
konflik, puncak konflik, antiklimaks dan penyelesaian masalah. Gaya bahasa pada
novel melati mempunyai gaya Metafora yaitu“Rambut ikalnya mengombak, pipinya
tembam macam donut, bola matanya
hitam legam seperti biji buah leci, dan giginya kecil-kecil bak gigi kelinci dan
gaya parabola “ Mungkin kutunya sudah
beranak pinak lima generasi”
sedangkan
judul novel Hafalan Shalat Delisa bertema arti sebuah keiklhasan dalam sebuah
kehidupan, alur novel ini mempunyai alur maju yang ditandai dengan pengenalan,
timbulnya konflik, puncak konflik, antiklimaks dan penyelesaian masalah. Gaya
bahasa pada novel Delisa yaitu gaya personifikasi “ Gelombang sunami sudah
menghantam bibir pantai ” dan gaya metafora “ Pohon-pohon bertumbangan bagai
kecambah tauge yang akarnya lemah menunjang”