Woensdag 26 Junie 2013

TUGAS AKHIR


RESENSI NOVEL
 MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH
KARYA TERE LIYE
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MEMBACA KOMPREHENSIF
PENGAMPU M. FAKHRUR SAIFUDIN


                     





DISUSUN OLEH:
MELATI PUTRI UTAMI              A310120031



PROGRAM BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

Judul                           : Moga Bunda Disayang Allah
No. ISBN                    : 979321079-b
Penulis                         : Tere Liye
Penerbit                       : Republika
Tempat terbit               : Jakarta
Cetakan ke-                 : IX
Tahun Terbit                : Mei – 2011
Jumlah Halaman          :306
       Tebal Buku                  :vi+306
Dimensi (PxL)             :20,5×13,5cm
      Bahasa                         :Indonesia
Harga Buku                 : Rp45.000,00
Jenis Buku                   : Fiksi

Novel ini mengangkat sebuah cerita nyata yang terjadi di Alabama 1880-1968. Menceritakan perjuangan seorang anak dengan penyakit yang tiba-tiba datang padanya tanpa sebab yang di ketahuinya ,buta tuli dan bisu, dengan semua keterbatasan yang dimilikinya dia tetap berusaha dan tegar, namun semua yang dirasakannya hanya gelap, segalanya tentang dunia, tuhan hanyalah gelap gulita. Rasa ingin tau yang kuat terkurung didalam dirinya tanpa bisa dia utarakan pada siapapun mebuatnya mudah marah. Membuat kelurganya semakin sedih dengan melihat penderitaan itu.
Ini merupakan cobaan Allah yang merupakan kasih sayangnya kepada hambanya. Dengan segala doa dan ihtiar sang ibu, Allah memberikan jalan keluar dari penderitaan dan cobaan itu melalui seorang pemuda. Cerita novel ini sungguh sangat menggugah hati, dan juga pengarangnya yang sangat kreatif.
Pengarangnya adalah seorang pria yang berumur 34 tahun, lahir pada 21 Mei 1979 yang berasal dari Sumatera Selatan. Nama pengarangnya ini adalah Tere –liye yang merupakan nama penanya, nama aslinya adalah Darwis, anak ke 6 dari 7 bersaudara ini sudah banyak mengeluarkan novel ciptaannya ,sampai tahun 2012 ini sudah 14 buah novel yang di terbitkannya.
Tere – liye telah mengeluarkan 14 buah judul novel. Semua isi novelnya mengandung makna akan semua kesederhanaan dalam kehidupan. Semua novel yang di buat oleh tere liya sangat bermanfaat dan mengandung amanat yang dapat di pelajari dan di pakai dalam kehidupan.
Judul novel ini “semoga bunda di sayang allah”maksudnya adalah seorang ibu yang sangat tegar dalam menghadapi cobaan dan dengan kasih sayang melimpah kepada anak tersayangnya. Tebal buku ini 306 halaman, pengarang novel ini banyak mengeluarkan novel dan kebanyakan novelnya bergenre sedih dan juga membawa banyak kebaikan bagi kita yang membacanya bisa mendapat pengetahuan yang luas juga dapat memperbaiki diri kearah yang lebih baik.
Alasan saya memilih novel ini adalah banyak pelajaran yang dapat saya ambil dari novel ini. Tentang keteguhan hati dalam menghadapi  begitu banyak cobaan, rasa syukur kepada allah sang pencipta. Saat membaca novel ini, terdapat perasaan ingin mengetahui bagaimana akhir cerita dan perjuangan gadis kecil itu, sehingga memacu kita untuk terus mengikuti cerita dari awal hingga akhir.
Novel ini bercerita tentang gadis kecil bernama Melati yang terlahir sangat lucu menggemaskan, rambut ikalnya mengombak, pipinya tembam seperti donat, bola matanya hitam legam seperti biji buah leci dan giginya kecil-kecil bak gigi kelinci. Dia adalah anak seorang terpandang dan pemilik perusahaan yang cukup besar di suatu kota. Keluarga ini tinggal disebuah rumah mewah di perbukitan kota. Keluarganya sangat menyayangi Melati. Bunda dan Tuan HK adalah penghuni rumah tersebut.  Melati berumur enam tahun, tapi kebahagiaan itu sudah tiga tahun yang lalu pergi. Kejadian yang tak terduga terjadi saat Melati berumur tiga tahun. Pada saat itu keluarga Tuan HK berlibur ke pulau Mikronesia. Pulau yang sangat indah dengan sejuta pesona pantai dan laut. Melati gadis yang lucu menggemaskan terhentak dan terjatuh duduk tidak berdaya setelah sebuah piring terbang mengenai kepala imutnya. Saat terjatuh Melati mampu berdiri dan memeluk bundanya. Namun tidak disangka saat keluarganya sedang mempersiapkan akan pulang, tiba-tiba Melati terjatuh saat sedang berdiri. Dokter menyatakan bahwa Melati buta total dan tuli total sehingga otomatis bisu. Serasa di cabut nyawa mendadak, Bunda dan Tuan HK telah kehilangan nikmat Allah yang tidak terhingga bagi anaknya. Disamping hal itu, otak belakang Melati terganggu yang berakibat hilangnya seluruh memori dan daya ingat miliknya.
Melati menjadi seorang yang selalu marah, berteriak-teriak, melempar apa saja yang dipegangnya, memukul dan menjambak apa saja tanpa peduli apapun itu. Melati tidak memiliki akses untuk bisa mengenal dunia dan seisinya. Mata, telinga dan semua tertutup baginya. Melati tidak pernah mendapatkan cara untuk mengenal apa yang ingin dikenalnya. Rasa ingin tahu yang dipendam bertahun-tahun itu akhirnya memuncak, menjadikan Melati menjadi frustasi dan sulit dikendalikan. Orang tuanya berusaha berbagai macam cara untuk bisa mengendalikan Melati. Psikiater dan  dokter anak-anak dari salah satu rumah sakit ternama Ibukota yang diundang oleh orang tuanya tidak berhasil mengendalikan Melati. Bahkan saat Melati ditempeli kertas-kertas medis, Melati menarik salah satu tangan dokter lalu menggigitnya sampai nyaris putus sehingga darah berceceran di lantai.
.Perjuangan Melati dimulai setelah Bunda menemukan Pak Guru Karang yang akhirnya mau membantu anaknya. Karang merupakan pemuda yang tidak punya latar belakang pendidikan. Namun dia memiliki sesuatu yang bahkan tidak setiap orang dengan latar belakang pendidikan memilikinya. Dalam buku ini, Karang diceritakan mampu ikut merasakan perasaan anak-anak yang berdiri di depannnya, di dekatnya dan dengan sentuhannya yang pandai menyenangkan anak-anak. Karang mampu berempati dengan sangat dalam pada apa yang dirasakan Melati. Kehidupan Melati hanya melihat gelap, hitam kosong tanpa warna. Disekelilingnya Melati hanya merasakan senyap sepi, tak ada nada.
Perjuangan belajar seorang buta tuli ini tidak mudah karena diajar oleh seorang yang sedang bermasalah dengan kenangan masa lalunya. Karang sebenarnya hampir kehilangan semangat hidupnya setelah 18 anak didiknya tewas dalam kecelakaan perahu. Perasaan bersalah itu menjadikannya hancur, menjadi pemabuk, hidup di malam hari, kehidupannya benar-benar hancur. Dia bahkan hampir tidak berminat ketika Bunda HK memintanya untuk membimbing Melati. Tapi demi cintanya terhadap anak-anak, Karang akhirnya datang memenuhi permintaan Bunda HK.
Tidak mudah untuk menemukan metode pengajaran bagi Melati. Bagaimana caranya Melati bisa mendengar apa yang dikatakan Karang, bagaimana caranya Melati bisa melihat, bahkan untuk menangis saja Melati tidak bisa menemukan kosakata yang benar. Dunia Melati benar-benar gelap. Melati tidak mempunyai akses untuk tahu, tidak mempunyai cara untuk mengenal apa yang ingin dia kenal. Melati menurut aturan umum disebut sebagai seorang anak yang memiliki keterbatasan dalam penglihatan, pendengaran, dan ucapan. Namun Tuhan berkata lain. Melati memiliki kelebihan yang luar biasa dibanding anak-anak pada umumnya. Rasa ingin tahunya besar akan keadaan sekelilingnya sehingga dia mudah merasa marah karena ketidaktahuan yang dimilikinya kecuali kegelapan dan kekosongan.
Selama lima hari Karang  berusaha mengajarkan Melati satu hal yaitu memakai sendok. Melatih Melati saja membutuhkan waktu yang sangat lama. Saat Karang menyuruh Melati untuk makan dengan menggunakan sendok, Melati melempar sendoknya dan makanannya. Karang berkali-kali juga mengancam Melati bahwa tidak akan ada sarapan jika Melati terus membantingnya. Karang akhirnya  menyeret Melati dengan kasar, namun cengkeraman Karang terlepas sehingga Melati berhasil meloloskan diri dan berlari. Melati melakukan hal ini sama seperti anak normal lainnya yang berusaha menghindar dari hukuman.
Melati terjatuh, kaki Melati tersangkut sandal kepala kelincinya sendiri. Tubuh kecil itu terbanting tanpa ampun dilantai. Namun, Melati tidak menangis. Sejak tiga tahun lalu ia kehilangan kosa-kata menangis. Ia tidak mengerti apa itu menangis, tidak pernah melihat dan mendengarkan orang menangis, jadi bagaimana Melati akan meniru menangis. Bunda yang memperhatikan melati dari kejauhan tidak dapat menolong, bunda hanya berbisik lemah agar Melati bertahan dan bersabar.
Dihari kelima, Salamah iseng-iseng membereskan kamar Karang. Salamah menemukan botol minuman keras dekat bantal di dalam kamar Karang. Salamah lalu memberitahu Tuan HK. Akhirnya Tuan HK mengusir Karang. Awalnya, Karang memohon-mohon untuk dibiarkan tetap tinggal, bahkan sampai berjanji tidak akan mabuk lagi. Namun, Tuan HK tetap mengusir Karang. Karena ada urusan, Tuan HK pergi ke perusahaannya dan terpaksa pergi ke Jerman. Setelah Tuan HK pergi, Karang dipanggil oleh Bunda HK saat Melati tiba-tiba makan menggunakan sendok. Selama Tuan HK pergi selama tiga minggu, Karang berusaha  mengajarkan Melati apapun. Selama sembilan belas hari, Karang hanya bisa mengajarkan Melati untuk makan sambil duduk. Karang hampir putus asa mencari cara untuk mengajarkan Melati.
Melati tidak bisa melihat, mendengar, ataupun bicara. Bahkan Karang telah mencoba merangsang Melati dengan api. Keesokkan harinya ketika Karang sarapan, tiba-tiba datanglah Tuan HK. Karena Bunda HK tidak memberitahu Tuan HK tentang kemajuan Melati, Tuan HK marah karena masih ada Karang di rumah tersebut. Dalam keramaian, Melati yang terlupakan keluar rumah. Ketika semua orang tersadar, Melati sedang bermain air di luar rumah karena saat itu sedang hujan. Karang kemudian merengkuh tangan melati dengan bergetar dan menuliskan huruf perhuruf di telapak tangan melati ”air”.melati pun tersenyum.kemampuan itu akhirnya tiba juga.seluruh permukaan telapak tangan melati bak merekah oleh simpul saraf yang berjuta kali lebih sensitif.ada mata di situ telingan dan juga  mulut.
Siang itu di habiskan keluarga ini bagaikan kebahagian yang tak pernah di rasakan lagi,semua rasa sedih itu musnah sudah,hanya perasaan bahagia dan lega yang dirasakan hati.melati setelah tau ia bisa mengenali benda-benda melaui tangannya menghabiskan siang dengan berbagai pertanyaan yang tak dapat di tanyakannya yang telah menumpuk ,mengerung tiada henti dan terus tertawa riang.karangpun ikut merasakan perasaan senang melati dan juga terus tersenyum saat menjawab semua pertanyaaan Melati. Kesabaran hati dan keteguhan hati sang bunda dan juga karang sampai akhir, hingga allah memberikan keajaiban kepada melati dan keluarga itu.



Penilaian buku :
Kelebihan buku:
Novel ini memiliki makna yang sangat berharga setelah kita membacanya.Cerita ini menyuguhkan perjuangan hidup yang tidak mudah yang dialami oleh anak-anak. Baik itu Karang yang yatim piatu maupun Melati dengan segala kekurangannya. Namun ada satu kesamaan antara mereka, anak-anak selalu punya janji masa depan yang lebih baik. Penulis berulang kali mengungkapkan kalimat yang mengingatkan pembaca untuk bersabar dan bersyukur “Hidup ini adil, sungguh Allah Maha Adil, kitalah yang terlalu bebal sehingga tidak tahu dimana letak keadilanNya, namun bukan berarti Allah tidak adil”.
Kekurangan buku :
         Sedikit mengunakan kata-kata yang kurang bisa di pahami.Kata-kata mutiara yang di pakai sedikit mempersulit pembaca dan membuat bosan karena terlalu banyak.

Persamaan Novel:
Persamaan novel tere liye yang berjudul “Moga Bunda Disayang Allah” dengan judul “Hafalan Shalat Delisa” yaitu sama-sama mempunyai tema yang sama yaitu tema dari judul Moga Bunda Disayang Allah  bertema arti sebuah kehidupan dan kasih sayang,alur novel ini mempunyai alur maju yang ditandai dengan pengenalan, timbulnya konflik, puncak konflik, antiklimaks dan penyelesaian masalah. Gaya bahasa pada novel melati mempunyai gaya Metafora yaitu“Rambut ikalnya mengombak, pipinya tembam macam donut, bola matanya hitam legam seperti biji buah leci, dan giginya kecil-kecil bak gigi kelinci dan gaya parabola  “ Mungkin kutunya sudah beranak pinak lima generasi” sedangkan judul novel Hafalan Shalat Delisa bertema arti sebuah keiklhasan dalam sebuah kehidupan, alur novel ini mempunyai alur maju yang ditandai dengan pengenalan, timbulnya konflik, puncak konflik, antiklimaks dan penyelesaian masalah. Gaya bahasa pada novel Delisa yaitu gaya personifikasi “ Gelombang sunami sudah menghantam bibir pantai ” dan gaya metafora “ Pohon-pohon bertumbangan bagai kecambah tauge yang akarnya lemah menunjang”

Vrydag 21 Junie 2013

Autobiografi


LIKA-LIKU KISAHKU
Melati Putri Utami
A310120031

Kelahiran dari keluarga penyanyang
Nama saya Melati Putri Utami, biasa dipanggil dengan sebutan Mela. Dilahirkan di Sragen tanggal 22 Juni 1994 oleh orang tua bernama Ibu Sujinah dan Ayah Tamsir. Saya anak ke tiga dari tiga bersaudara. Nama kakak saya yang pertama adalah Muhammad Ervan Evendi, lahir di Sragen tanggal 14 Juli 1987 dan sekarang sudah dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama Muhammad Mirza Rakila. Kakak saya yang ke dua bernama Vian Prasetya Utomo, lahir di Sragen tanggal 1 Desember 1989 saat ini dia melanjutkan kuliah S2 di UNS jurusan Teknik Sipil. Kami adalah keluarga kecil yang tinggal  disebuah desa yang beralamat di desa Girimargo, Girimargo, Miri, Sragen. Ayah saya merupakan sosok yang sangat mencintai keluarganya. Beliau adalah sosok idola saya. Oleh karena itu,  ayah  selalu menunjukan keteguhan hidup dan kasih sayang yang berlimpah tiada tara kepada saya dan kakak.  Ayah selalu mengajarkan sopan santun terhadap semua orang, agar kelak nanti kita akan dihargai. Saya kelak ingin mencari suami seperti ayah, karena sifat ayah sangat penyabar dan penyanyang kepada keluarga. Ayah jarang marah dengan saya maupun ibu. Walaupun ayah hanya tamat lulusan SMP, tetapi dia mempunyai cita-cita yang luar biasa. Beliau mempunyai satu cita-cita yang sederhana yaitu cita-cita yang tidak ingin hidupnya tergantung pada orang lain dan akhirnya cita-cita ayah terwujud berkat kerja keras sewaktu muda. Ibu saya yang bernama Sujinah tidak kalah penting bagi kehidupan saya. Beliau juga sosok idaman saya. Ibu saya sangat terampil dalam mendidik ke tiga anaknya dan membesarkan anaknya menjadi pribadi yang mandiri. Beliau selalu mengajarkan arti kehidupan yang sederhana kepada saya supaya tidak hidup dalam kehidupan yang mewah dan berujung pada kesombongan semata. Pekerjaan ibu saya adalah seorang guru, maka dari itu saya ingin bercita-cita seperti beliau.
Menempuh pendidikan dari nol
Saya mulai menempuh pendidikan pertama di TK Aisyah Jantran tepatnya disamping rumah bude.  Sewaktu TK saya sangat senang karena mempunyai banyak teman yang sangat lucu dan baik. Mungkin saya bisa dikatakan bandel di TK karena sewaktu TK  ada teman saya yang saya jahili mukanya dengan mencoret-coret mengunakan spidol. Pada saat pulang sekolah saya tidak langsung pulang karena ibu saya pulang mengajar siang hari. Akhirnya saya dititipakan di rumah bude. Lulus dari TK tahun 2000 lalu saya melanjutkan di bangku Sekolah Dasar (SD) di SDN Girimargo 3. Sehari - hari guru dan orang tua saya selalu mengajarkan dan mendidik saya mulai dari membaca, menulis dan menghitung. Sehingga saya dapat mengikuti pelajaran dengan  mudah berkat guru dan orang tua. Dalam mata pelajaran matematika saya sangat lemah dalam menguasai mata pelajaran tersebut. Prestasi yang saya capai ketika SD, saya selalu mendapatkan rangking 7 besar.
Setelah lulus dari SD tahun 2006, saya melanjutkan sekolah menengah pertama tepatnya di SMP N 1 Miri. Sebenarnya saya ingin memasuki sekolah favorit di Gemolong yaitu di sekolah SMP N 1 Gemolong. Nasib berkata lain karena saya tidak diterima di sekolah tersebut dan akhirnya sekolah di SMP N 1 Miri. Di sekolah ini, saya mendapat berbagai pengalaman seperti mengikuti masa-masa orientasi siswa, kegiatan wajib ekstrakulikuler dan teman baru samapi sahabat terbaik. Pada saat kelas 1 SMP, saya tertarik dengan berbagai ekstrakulikuler. Saya mengikuti ekstrakulikuler pramuka dan Palang Merah Remaja (PMR). Alamdulillah di SMP saya bisa mengikuti pelajaran dengan lancar dan prestasi saya cukup bagus sehingga mendapat juara tiga besar dari keas 1-3. Berkat kegigihan dan semangat belajar saya dalam menghadapi Ujian Nasional (UN), akhirnya hasil Ujian Nasional (UN) mendapat nilai rata-rata 8,5. Tidak  terasa 3 tahun berada di bangku SMP dan dinyatakan lulus dengan hasil yang memuaskan pada tahun 2009.
Masa putih abu-abu
Saya melanjutkan sekolah di SMA favorit yaitu di SMA N 1 Gemolong. Banyak teman saya yang tidak diterima di SMA N 1 Gemolong karena nilai UN kurang memenuhi persyaratan. Nilai terendah yang diambil di SMA N 1 Gemolong pada tahun saya yaitu nilai  rata-rata 33,25 dan kebetulan nilai rata-rata saya 33,85. Pada Masa Orientasi Siswa (MOS) saya disuruh untuk membawa berbagai pelengkapan yang unik, seperti topi dari keranjag, tas dari karung dan makanan seperti nasi jagung. Banyak pengalaman yang menarik dan mudah diingat. Misalnya, sewaktu MOS ada acara menyanyi dengan mengerakan badannya dan acara mengungkapkan kata-kata romantis kepada lawan jenisnya. Disinilah saya mendapat banyak teman dari berbagai daerah terutama di wilayah Sragen. Banyak kenangan indah yang terjadi pada saat itu. Apalagi ketika saya ditunjuk oleh sekolah menjadi anggota pasukan pengibar bendera. Susah payah saya ikuti latihan itu dan ternyata dari beberapa siswi yang ditunjuk masih diseleksi lagi oleh anggota TNI. Hal itu membuat saya sempat patah semangat. Namun hal yang tidak terduga datang, saya terpilih menjadi pasukan inti. Alhamdulillah kami sukses melakukan pengibaran dan penurunan bendera tanpa ada kesalahan satu pun. Selain itu kami juga mendapat penghargaan berupa piagam dari pemerintah daerah.
Butuh adaptasi yang cukup lama dari masa SMP menuju masa SMA. SMA N 1 Gemolong memang terkenal dengan prestasinya yang banyak, maka dari itu sekolah tetap mempertahankan cara penyampaian materi kepada siswanya. Banyak perbedaan dari masa SMP ke masa SMA. Guru di SMA ketika ulangan harian begitu ketat dalam mengawasi muridnya, apalagi soal tersebut dibuat menjadi lima kode. Sehingga siswa diajarkan untuk belajar mandiri. Menginjak kelas 1 semster 2, saya disuruh untuk memilih jurusan antara IPA dan IPS. Akhirnya saya memilih jurusan IPA, karena saya lebih cenderung menyukai hitungan dari pada hafalan. Kalau saya mengambil jurusan IPS pasti lebih cenderung ke hafalan, maka dari itu saya memilih jurusan IPA. Orang tua dan kakak saya juga menyarankan agar saya memilih jurusan IPA. Pada saat pengambilan raport, alhamdulillah saya dinyatakan masuk ke jurusan IPA. Betapa bahagia hati saya terutama orang tua dan kakak. Mereka sangat menginginkan jika saya bisa mengambil jurusan IPA. Setelah masuk di kelas IPA, teman saya menjadi bertamabah lagi. Di kelas IPA teman-teman saya sangat pandai, mereka rata-rata memperoleh peringkat 10 besar, sedangkan saya jauh dibandingkan mereka. Saat pelajaran kimia dan fisika saya sangat kesulitan. Disini saya sering sekali ketika ulangan remidi. Disamping itu saya terus berlatih dan berusaha supaya tidak tertinggal oleh teman-teman saya.
Tidak terasa ujian sekolah dan Ujian Nasional (UN) harus saya hadapi. Saya harus berjuang untuk menghadapi ujian tersebut dengan bekal dari bimbingan belajar diluar sekolah. Alhamdulillah berkat kerja keras dan semangat juang yang tinggi saya mampu melewati ujian dengan lancar dan dengan hasil yang cukup memuaskan. Sabtu 26 mei 2012 adalah hari yang begitu indah, pada hari itu adalah hari perpisahan dan pengumuman hasil Ujian Nasional (UN ) bagi anak-anak kelas 3. Tidak terasa 3 tahun saya duduk di bangku SMA, perasaan Suka, duka dan candatawa mengiringi perpisahan saya dan teman-teman. Setelah saya lulus dari SMA perasaan dilema berhinggap dihati saya. Tibalah saatnya dimana saya harus memantapkan diri untuk berjuang menuju jenjang pendidikan tinggi. Saya harus memantapkan diri untuk memilih jurusan dan memperjuangkannya. Setelah berdiskusi dengan orang tua, beberapa teman, dan beberapa alumni, saya memantapkan diri untuk memprioritaskan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), karena saya ingin menjadi seorang guru atau dosen.

Pengalamanku dalam bisnis
Selama menjadi pelajar di SMA, saya diajak oleh adik kakak ipar saya yang bernama Devita untuk berjualan jilbab.  Dia pada saat itu berjualan jilbab dan pakaian dengan cara online. Omset yang didapatkan oleh kak Devita saat itu cukup banyak. Kak Devita membeli beberapa jilbab di Pusat Grosir Solo (PGS) dengan satuan harga Rp27.000,00 tiap satu jilbab. Kak Devita menjual dengan online dengan harga Rp45.000,00-Rp55.000,00 per satuan. Disinilah saya tertarik dengan ajakan kak devita untuk bisnis jilbab.  Berbeda dengan kak Devita, saya menjual jilbab dengan cara order ke teman-teman dan saudara. Jilbab yang saya beli untuk satu buah jilbab dengan harga Rp27.000,00 dan saya jual ke teman-teman dengan harga Rp37.000,00 saya hanya mengambil sedikit keuntungan karena saat itu masih berlatih dalam menjual jilbab. Ayah saya memberi modal sebesar Rp1.000.000,00 tetapi saya tidak bisa meneruskan dagangan saya karena ada sedikit kendala.
Cita-cita dan harapan hidup ke depan
Hobi saya membaca, walupun saya tidak gemar untuk menulis tetapi saya suka membaca hasil karya-karya orang lain terutama cerpen atau novel. Untuk kebiasaan saya yang lain yaitu makan-makanan cemilan, karena rasanya begitu nikmat dan kalau sudah  dimakan pasti ketagihan. Walaupun saya suka makanan cemilan, badan saya tetap kurus dan tidak bisa gemuk.  Ini semua tetap saya syukuri karena Allah telah menciptakan saya dengan fisik yang lengkap.
Waktu terus berjalan, disaat itu juga saya merasa tidak memiliki keistimewaan sedikitpun. Saya hanya memiliki kemampuan biasa seperti halnya orang-orang lainnya. Tetapi saya selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Ibu saya selalu memberi nasihat diantaranya, ketika saya menyampaikan ucapan selamat Hari Ibu kepadanya, beliau berkata, ”Anakku yang manis, Ibu dan Ayah berharap kamu menjadi anak yang solehah, berbakti kepada orang tua, agama dan berguna bagi orang-orang disekitarmu. Semoga ilmu yang kamu peroleh bermanfaat dan semoga Allah memberkahi dan meridhoi setiap langkahmu. Amin”.
Setiap manusia memiliki mimpi, harapan dan cita-cita, baik itu tercapai atau tidak. Hal itu pastinya saya alami saat ini. Dengan segala perjuangan keras dan doa serta dukungan dari orang tua dan keluarga besar, saya ingin menjadi kebanggaan bagi mereka semua yang menyayangi saya. Sejak saya kecil saya mempunyai cita-cita ingin menjadi seorang guru dan  kalau bisa saya ingin menjadi seorang dosen. Bagi saya, mengajar merupakan profesi yang sangat berharga. Sangat sulit menjadi seorang pengajar tanpa disertai kemampuan yang memadai, mental yang kuat, dan pengalaman yang cukup. Selain itu, saya juga tetap bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik dan dapat membagi waktu untuk keluargaku kelak.
Secuil cerita keluargaku
Keluarga saya adalah keluarga yang cukup harmonis. Walaupun sering dirundung berbagai masalah namun bisa diselesaikan dengan cara bersama. Banyak masalah yang timbul di keluarga  penyebabnya adalah saya. Misalnya, dulu waktu SMP saya sering jalan dengan pacar saya. Orang tua saya saat itu memang belum memperbolehkan saya untuk pacaran. Banyak guru dan teman kakak saya yang lapor kepada keluarga saya terutama pada kakak saya. Kedua kakak saya sangat perhatian dan penyayang kepada saya. Mereka tidak mengiginkan jika saya menjadi wanita yang tidak benar. Kedua kakak saya ini juga tidak memperbolehkan saya pacaran dengan alasan karena mereka tidak ingin adiknya disakiti oleh laki-laki. Pada saat itu saya bingung kenapa banyak orang mengurusi pribadiku dan suka sekali lapor pada ayah kalau saya terlibat masalah-masalah seperti itu. Dengan karakter ibu yang begitu sabar tidak henti-hentinya ibu saya memberi masukan, arahan serta motivasi kepada saya.  Seiring proses pendewasaan diri, saya sedikit demi sedikit berubah dari anak yang bandel menjadi anak yang baik. Hal itu tidak lepas dari perhatian seorang ibu dan ayah. Saya mulai berfikir kenapa ayah selalu over protect terhadap saya, karena dia tidak mau anaknya mempunyai masa depan yang suram, dia ingin anaknya kelak bisa sukses dan tidak bergantung pada orang tua. Ternyata penilaian saya selama ini salah, bukan karena orang tua tidak mau menuruti kehendak anak, namun agar anak bisa hidup dengan mapan. Lama-kelamaan saya bisa memahami apa itu artinya hidup serta tujuan orang tua dalam mendidik saya dan kakak. Sikap untuk mempunyai rasa prihatin dan  jiwa sosial yang tinggi  tidak henti-hentinya mereka ajarkan pada kami bertiga. Kita sadari hidup ditengah masyarakat pedesaan harus memiliki jiwa sosial yang tinggi. Maka dari itu setiap ada kegiatan seperti kerja bakti dan syukuran keluarga, kami sangat antusias mengikutinya. Warga dimasyarakat saya sangat ramah dan sopan terhadap sesama, mereka sangat menghargai satu sama lain. Walaupun kami sekeluarga mempunyai perbedaan karakter namun perbedaan itu tidak membuat keluarga kami tidak harmonis, justru dari perbedaan itu kami semua saling melengkapi. Menurut saya perbedaan karakter, pendapat maupun pemikiran itu hal yang sungguh sangat wajar dan semua itu tergantung bagaimana kita menyikapinya. Alhamdulillah saya dikaruniai sebuah keluarga kecil yang tentram, bahagia, dan sejahtera.






Program Kreatifitas Mahasiswa


 

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


JUDUL PROGRAM
OPTIMALISASI PEMBELAJARAN BERBICARA MELALUI PERMAINAN KATA SISWA KELAS IV DI SD GIRIMARGO 3

BIDANG KEGIATAN:
Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian
(PKM-P)


Diusulkan oleh :
Melati Putri Utami      (A310120031/2012)
Eri Endah Saputri         (A310120039/2012)






UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2013










HALAMAN PENGESAHAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

1.      Judul Kegiatan                                          : Optimalisasi Pembelajaran Berbicara                                                                  melalui Permaian Kata Siswa Kelas IV                                                                      di SD Girimargo3

2.       Bidang Kegiatan                                     : (√) PKM-P ( ) PKM-K( ) PKM-T
 ( )PKM-M   ( )PKM-KC
3.      Bidang Ilmu                                              : ( ) Kesehatan ( ) MIPA ( ) Humaniora
 ( )Teknolgi dan Rekayasa ( )Pertanian
 (√)Pendidikan ( )Sosial Ekonomi
4.      KetuaPelaksanaKegiatan
    a. Nama Lengkap                                 :Melati Putri Utami
    b. NIM                                                 :A310120031
    c. Jurusan                                             : Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia                                                                   dan Daerah
    d. Perguruan Tinggi                             : Universitas Muhammadyah Surakarta
    e. Alamat Rumah                                  : Girimargo, Girimargo, Miri, Sragen
    f. Email                                                 : putrimelati609@gmail.com
5.      Anggota Pelaksana Kegiatan/ Penulis      : 1 (satu) orang
6.      Dosen Pendamping
   a. Nama Lengkap                                   : Miftahkul Huda
   b. NIP                                                    : -
   c. Alamat Rumah                                   :Pekajangan Gang 16 Kedungwungi-                                                                   Pekalongan
   d. No Telp/ HP                                       : 081328088107
7.      Biaya Kegiatan Total                                :
a. Dikti                                                      :10.000.000
b.Sumber lain                                            :
8.       Jangka Waktu Pelaksanaan                      : 5Bulan
Surakarta, 13 Mei 2013                       Menyetujui
Wakil Dekan                                                               Ketua Pelaksana Kegiatan
(Drs. Yakub Nascuha, M.Hum)                                (Melati Putri Utami)                 NIP.131409808                                                                          NIM. A310120031
Mengetahui
Wakil  Rektor Bidang Kemahasiswaan                                      Dosen Pendamping
(Prof.Dr.Absori,M.Hum)                                                            (Miftahkul Huda
DAFTAR ISI


A.    HALAMAN KULIT MUKA           
B.     HALAMAN PENGESAHAN          
C.     DAFTAR ISI 
D.    JUDUL          
E.     LATAR BELAKANG
F.      RUMUSAN MASALAH
G.    TUJUAN
H.    LUARAN YANG DIHARAPKAN
I.       KEGUNAAN
J.       TINJAUAN PUSTAKA
K.    METODE PELAKSANAAN
L.     JADWAL KEGIATAN
M.   RANCANGAN BIAYA
N.    DAFTAR PUSTAKA
O.    LAMPIRAN :
1)      BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK
2)      BIODATA DOSEN PENDAMPING
3)      LAIN-LAIN



























A.    JUDUL
Optimalisasi Pembelajaran Berbicara Melalui Permaianan Kata Siswa Kelas IV di SD Girimargo 3

B.     LATAR BELAKANG MASALAH
Siswa terasa asing terhadap bahasa nasionalnya yaitu bahasa Indonesia. Mereka sungkan menggunakan dalam percakapan atau berbicara pada kesehariannya, terutama di lingkungan sekolahnya. Keterasingan berbicara bahasa Indonesia ini karena tidak adanya aturan yang mengikat dalam penggunaannya. Hakekat belajar bahasa pada umumnya adalah belajar berkomunikasi karena bahasa adalah media yang paling efektif untuk menyampaikn pesan dari komunikator kepada komunikator lainnya. Oleh karena itu, apapun bahasa yang dipakai dalam berkomunikasi merupakan bagian dari budaya sangat penting. Sekarang ini kebanyakan siswa sungkan menggunakan bahasa baku mereka lebih sering menggunakan bahasa gaul.
Dalam bahasa gaul kita perhatikan banyak sekali pengaruh bahasa Jakarta. Kata ganti orang pertama dan kedua, menggunakan bahasa Cina yang sudah menjadi bahasa Jakarta yaitu gua (gue) dan lu (elo). Meskipun tidak banyak yang menggunakan bunyi “a” dengan “e” pada akhir kata seperti orang Betawi, tetapi perbendaharaan kata Jakarta banyak sekali digunakan. Begitu juga pembentukan kata jadian, sering mengikuti bahasa Jakarta, atau menggunakan akhiran “in” untuk akhiran “kan” dalam bahasa Indonesia baku. Kata “mencuri” jadi “nyuri”, atau “maling”, kata “bersembunyi” jadi “ngumpet”, kata “mendekati” jadi “nyamperin”, kata “memikirkan” menjadi “mikirin”, dan semacamnya.

Menurut KBBI edisi keempat, bahasa gaul artinya “dialek bahasa Indonesia nonformal yang digunakan oleh komunitas tertentu atau di daerah tertentu untuk pergaulan”. Sementara “pergaulan” menurut KBBI itu, juga artinya “n 1 perihal bergaul; 2 kehidupan bermasyarakat; — memengaruhi kepribadian”. Artinya, kalau keterangan tentang bahasa gaul itu disesuaikan dengan keterangan tentang arti “pergaulan”, akan berbunyi “dialek bahasa Indonesia nonformal, yang digunakan oleh komunitas tertentu atau di daerah tertentu untuk perihal bergaul; atau untuk kehidupan bermasyarakat.”

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide yang dikombinasikan ( Tarigan, 1998: 15).

Keterampilan berbicara harus dikuasai oleh para siswa sekolah dasar karena keterampilan ini secara langsung berkaitan denga seluruh proses belajar siswa sekolah dasar. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan berbicara mereka. Siswa yang tidak mampu berbicara dengan baik dan benar akan mengalami kesulitan dan mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran.
Permainan kata merupakan penyampaian materi ajar dengan menggunakan kata-kata singkat dalam bentuk kartu permainan, sehingga anak dapat menerima pesan pembelajaran melalui kartu. Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan mengapa media pembalajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Alasan kedua mengapa penggunaan media dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran adalah berkenaan dengan taraf berfikir siswa. Taraf berfikir siswa meliputi tahap perkembangan dimulai dari berfikir konkret menuju keberfikir abstrak, dimulai dari berfikir abstrak menuju ke berfikir kompleks. Penggunaan media pembelajaran erat kaitannya dengan tahapan berfikir tersebut sebab melalui media pembelajaran media yang abstrak dapat dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.

Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian (juncture). Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka, ditambah lagi dengan gerakan tangan dan mimik pembicara (Arsyad Mukti, 2005 : 17).

Aspek kemampuan berbicara bukan hanya berbicara saja tetapi keterampilan menyimak, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis juga termasuk dalam aspek keterampilan berbahasa. Untuk membentuk siswa yang terampil berbahasa, maka keempat aspek tersebut harus diberikan secara terpadu dalam pembelajaran bahasa dan disamping itu tiap aspek keterampilan tersebut juga harus diberikan dengan proporsi yang seimbang.

Menurut Nurgiantoro (1995:276) berbicara adalah aktifitas bahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa yaitu setelah aktifitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi (bahasa) yang didengarnya itulah kemudian manusia belajar mengucapkan dan akhirnya mampu untuk berbicara dalam suatu bahasa yang baik, pembicara harus menguasai lafal struktur dan kosa kata bahasa yang bersangkutan.

Disamping itu, diperlukan juga penguasaan masalah atau gagasan yang akan disampaikan, serta kemampuan memahami bahasa lawan bicara. Dalam kehidupan sehari-hari, kalau ada dua orang yang terlibat dalam percakapan baru dapat dikatakan berkomunikasi jika keduanya memiliki kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Penggunaan bahasa yang sama belum menjamin terjadinya proses komunikasi. Komunikasi baru terjadi apabila keduanya mengerti tentang bahasa yang digunakan dan juga mengerti makna bahan yang dipercakapkan.

Hurlock (1999 : 176) menyatakan bahwa berbicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud, karena berbicara merupakan komunikasi yang paling efektif, penggunaannya paling luas dan paling penting. Bicara merupakan keterampilan mental-motorik yang tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda tetapi juga mempunyai aspek mental yaitu kemampuan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan.

Setiap kegiatan belajar perlu diadakan penilaian termasuk dalam pembelajaran berbicara. Cara yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu berbicara adalah tes kemampuan berbicara. Pada prinsipnya keterampilan berbicara memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara, bukan menulis, maka penilaian keterampilan berbicara lebih ditekankan pada praktik berbicara.
            Keberhasilan suatu proses pembelajaran merupakan hasil keterpaduan berbagai komponen-komponen utama, tetaplah guru sebagai ujung tombak keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat menguasai atau memiliki kompetensi berkaitan dengan materi pembelajaran, menguasai berbagai model pembelajaran yang menarik bagi siswa, menguasai berbagai media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, dapat mengelola kelas dengan baik. Maka peran penting penyusunan strategi pembelajaran mutlak diperlukan bagi guru. Pemilihan pola pembelajaran hendaknya bersifat aktif. Aktif artinya bahwa siswa memiliki keterlibatan secara intelektual dan emosional dalam kegiatan pembelajaran. Model-model  pembelajaran yang memungkinkan pembelajaran berlangsung secara aktif atau penggunaan media pembelajaran yang menarik menjadikan pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan.

C.    RUMUSAN MASALAH
Rumusan Masalah dalam Program Kreativitas Kemahasiswaan dalam bidang Penelitian ini adalah:
1.      Bagaimana model pembelajaran berbicara siswa kelas IV di SD Girimargo 3 ?
2.      Bagaimana upaya pembelajaran berbicara melalui permainan kata siswa kelas IV di SD Girimargo 3?
D.    TUJUAN PROGAM
Tujuan dari progam ini adalah :
1.      Untuk mengetahui model pembelajaran berbicara siswa kelas IV SD Girimargo.
2.      Mengidentifikasi model pembelajaran berbicara melalui permainan kata terhadap siswa kelas IV di SD Girimargo 3.
E.     LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari progam ini adalah sebagai berikut:
1.      Adanya metode dan media pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan  berbicara siswa.
2.      Menarik minat siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia.
3.      Pembelajaran ini berupa model pembelajaran berbasis permainan kata untuk mepermudah siswa dalam berbicara.
4.      Pemanfaatan permainan kata sebagai media pembelajara yang interaktif.
F.     KEGUNAAN PROGAM
1.      Bagi Siswa.
a.       Membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi secara lisan.
b.      Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia.
c.       Siswa lebih termotivasi dan berminat dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa Indonesia.
d.      Mengurangi rasa bosan dan jenuh siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia.
2.      Bagi Guru
a.       Membantu guru untuk membantu siswa memahami materi tersebut.
b.      Meningkatkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran.
G.    TINJAUAN PUSTAKA
1.      Pengertian Permaianan
Permaian menurut Nursisto (2000:35) merupakan aktivitas yang bersifat simbolik yang menghadirkan kembali realitas dalam bentuk pengandaian misalnya, bagaimana jika, atau apakah jika yang penuh makna. Dalam hal ini permainan dapat menghubungkan pengalaman-pengalaman menyenangkan atau mengasyikkan, bahkan ketika siswa terlibat dalam permainan secara serius dan menegangkan sifat sukarela dan motivasi datang dari dalam diri siswa sendiri secara spontan.

Dunia anak-anak adalah bermain karena bermain merupakan satu kegiatan yang sangat disukai anak bahkan orang dewasa. Dengan bermain akan dapat menumbuhkan kreativitas. Bermain juga bisa sebagai media untuk mengeksplorasi keinginan dan cita-cita yang diidam-idamkan anak. Bermain dapat digunakan sebagai wahana untuk mentransfer ilmu pengetahuan. Bermain dapat menimbulkan semangat dan motivasi.

2.      Media Pembelajaran
Menurut Sudjana, “Media pembelajaran adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan belajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar”(Sudjana, 1989:125).


Agar siswa mampu berkomunikasi, pembelajaran bahasa Indonesia haruslah diarahkan untuk membekali siswa terampil berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Siswa perlu dilatih lebih banyak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, tidak hanya dituntut untuk menguasai pengetahuan tentang bahasa. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran bahasa. ditentukan oleh beberapa faktor di antaranya: guru, siswa, media, model dan metode. Masing-masing unsur saling terkait dan secara bersama-sama akan berkolaborasi dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Namun, salah satu unsur yang sangat perlu mendapatkan perhatian adalah kemampuan guru dalam mengadopsi model, metode, teknik dan strategi inovatif.
Dengan demikian media pembelajaran adalah alat yang dapat digunakan untuk membantu proses belajar mengajar siswa agar lebih mudah untuk memahami suatu materi yang diajarkan. Dalam pembelajaran di Sekolah Dasar yang dihadapi guru adalah anak-anak dengan berbagai karakter dan keinginan yang selalu ingin bermain. Minat anak terhadap segala bentuk permainan sangat tinggi. Sebagai pengajar guru diharapkan dapat mengemas pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan bermain diharapkan pembelajaran yang berlangsung akan dapat menghasilkan proses yang berkualitas. Permainan ini dapat digunakan sebagai bahan apersepsi terutama untuk mengawali pembelajaran dengan tujuan dapat membangkitkan semangat belajar siswa. Permainan ini dikembangkan untuk menerapkan linguistic dalam pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar. Permainan yang pertama sengaja dirancang untuk menerapkan semantik dan pengajaran kosa kata dalam pembelajaran menulis.

3.      Tujuan Permaianan Kata
Tujuan permainan kata bukan semata-mata untuk memperoleh kesenangan tetapi untuk belajar keterampilan berbicara, membaca dan menulis. Permainan kata dapat memberikan suatu situasi belajar yang santai dan menyenangkan. Siswa dengan aktif dilibatkan dan dituntut untuk membuat kalimat dengan kata yang didapatnya melalui kartu permaian. Dalam memainkan suatu permainan, siswa dapat melihat sejumlah kata berkali-kali, namun tidak dengan cara yang membosankan. Anak anak pada usia 6 – 8 tahun masih memerlukan dunia permainan untuk membantu menumbuhkan pemahaman terhadap diri mereka. Pada usia tersebut, anak-anak mudah merasa jenuh belajar di kelas apabila dijauhkan dari dunianya yaitu dunia bermain. Permainan hampir tidak  terpisahkan dengan kehidupan manusia. Baik bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa semua membutuhkan permainan. Tentunya dengan jenis dan sifat permainan yang berbeda-beda sesuai dengan jenis kelamin, bakat dan minat masing-masing.

Menurut Dewey (dalam Polito, 1994) “bahwa interaksi antara permainan dengan pembelajaran akan memberikan pengalaman belajar yang sangat penting bagi anak-anak. Menang dan kalah bukan merupakan tujuan utama permainan”.

Dalam setiap permainan terdapat unsur rintangan atau tantangan yang harus dihadapi. Tantangan tersebut kadang-kadang berupa masalah yang harus diselesaikan atau diatasi, kadang pula berupa kompetisi. Masalah yang harus diselesaikan itulah dapat melatih ketrampilan berbahasa. Alat permainan baik realistik maupun imajinatif, buatan pabrik maupun alamiah memiliki peranan yang cukup besar dalam membantu merangsang anak dalam menggunakan bahasa. Keberadaan alat-alat permainan dapat memabntu dan meningkatkan daya imajinasi anak.

Menurut Berdiati“belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain”(Berdiati, 2010).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan perubahan yang dialami manusia dalam hal tingkah laku. Tingkah laku tersebut dapat berupa kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan yang lain.
H.    METODE PENELITIAN
1.      Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru dan penelitian dengan upaya peningkatan pemahaman struktur kata pada siswa kelas IV Sekolah Dasar dengan metode pembelajaran berbicara melalui permainan kata. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dinilai dari perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, pengambilan data atau informasi untuk memutuskan sejauh mana kelebihan atau kelemahan metode tersebut. PTK ditandai dengan adanya perbaikan terus-menerus sehingga tercapainya sasaran dari penelitian tersebut.
2.      Tempat dan Waktu Penelitian
a.       Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan peneliti untuk meneliti dan mengetahui peningkatan dalam kosa kata dengan metode pembelajaran berbicara melalui permainan kata pada siswa kelas IV di SD Girimargo 3 semester genap tahun ajaran 2013/2014.
b.      Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Waktu Penelitian ini dilakukan secara bertahap dengan cara:
1)      Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mengadakan koordinasi dengan kolabolator, Kepala Sekolah atau orang yang terlibat dalam penelitian tindakan kelas.
2)      Pelaksanaan
Guru menjelaskan kembali tentang materi yang berhubungan dengan  berbicara dan hal-hal yang belum dipahami pada siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya sampai jelas, pertanyaan dimulai dari hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan berbicara. Guru memberi tugas pada siswa berupa permainan kata dengan kata kunci tertentu.
3)      Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap semua perubahan, tindakan dan sikap siswa pada proses belajar-mengajar. Siswa harus mengetahui proses belajar mengajar dengan cara kemampuan berbicara dengan baik dan benar. Pada kegiatan ini peneliti memberikan penilaian dan komentar. Penilaian yang diberikan diharapkan hasilnya akan meningkat.
4)      Refleksi
Setelah pengamatan dan diadakan tindakan maka diharapkan ada perubahan siswa dalam kemampuan berbicara. Pada akhir pembelajaran dianalisis mengenai hasil tes penugasan dan pengamatan kemampuan berbicara melalui permaianan kata.
3.      Subyek penelitian
Dalam penelitian ini guru bahasa indonesia bertindak sebagai subyek dan memberikan tindakan. Penelitian ini dilakukan pada kelas IV semester genap di SD Girimargo 3, dengan subyek yang menerima tindakan pada penelitian siswa yang berjumlah 30.
4.      Rancangan penelitian
Penelitian ini merupakann penelitian tindakan kelas yaitu suatu penelitian yang bersifat praktis, kondisional, dan kontekstual berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan sehari-hari di SD Girimargo 3. Peneliti senangtiasa berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang efektif sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang untuk meningkatkan pemahaman pembelajaran berbicara melalui permainan kata.
5.      Metode pengumpulan data.
a.       Metode pokok
Pengamatan selama tindakan penelitian dilakuakan berdasarkan observasi, dibuat pada catatan pembelajaran. Penelitian ini diharapkan dapat peningkatkan pemahaman pembelajaran berbicara melalui permainan kata. Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang situasi kegiatan belajar-mengajar dikelas dan kesulitan-kesulitan siswa dalam keterampilan berbicara. Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan untuk siswa. Dengan observasi seluruh aktifitas siswa selama proses pembelajaran akan terpotret. Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang keadaan guru dan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Lembar pengamatan digunakan untuk mendapat data tentang perilaku dan respon siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
b.      Metode bantu.
1)      Catatan lapangan
Catatan lapangan menurut Bag dan Bikian (moleong, 2006:208) adalah catatan penulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.
2)      Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumenmtasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan identifikasi siswa antara lain: nama siswa dan nomor induk siswa dengan melihat dokumen yang ada disekolah serta foto rekaman proses tindakan penelitian.
c.       Review
Review terhadap observasi yang dilakukan guru bahasa indonesia secara tertuulis mengenai inisiatif dan reaksi siswa dalam pembelajaran bahasa indonesia setelah selasai dilakuan penaelitian. Hal-hal yang diungkapkan melalui tanggapan guru bahasa indonesia ini meliputi: reaksi dan inisiatif siswa yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, dalam hal ini adalah pembelajaran berbicara melalui permaianan kata.


I.       JADWAL KEGIATAN
KEGIATAN
Bulan Ke-

1
2
3
4
5

Persiapan Penelitian




















Persiapan Administratif




















Survey Awal Sumber Data




















Pelaksanaan Penelitian




















Perencanaan




















Pelaksanaan




















Pengamatan




















Refleksi









































Penyusunan Laporan




















Penulisan Hasil Penelitian




















Hasil Akhir Penelitian
































































 J.RANCANGAN BIAYA
Pengeluaran
Persiapan Penelitian
Penggandaan proposal dan Jilid
 300.000

Internet
 100.000

Kertas A4 2 rim x Rp  50.000
Alat Tulis (Bolpoin, Tipe X, Pensil, Kertas, dll)
 200.00
100.000       

Flash disk
 200.000

Sub Jumlah

 900.000
Pelaksanaan Penelitian


Transportasi dan Komunikasi
 Pra Survei (4 orang x Rp 500.000) dalam 5 bulan       
b.  Survei (4 orang x Rp 700.000) dalam 5 bulan
                            
 2.000.000   
3.800.000
  700.000

Sewa kamera digital
800.000

Perijinan
500.000

Operasional observasi
250.000

Sub Jumlah

8.050.000
Laporan


Penyusunan laporan
200.000

Penggandaan laporan akhir
300.000

Penyusunan Artikel
200.000

Perbanyak Artikel
350.000

JUMLAH  TOTAL (Rp)

10.000.000

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 2000. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Berdiati, Ika. 2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis PAKEM. Bandung: Angkasa Bandung.

Hisyam Zaini, Barmawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani dan CTSD.

Nurgiantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFP.

Nursisto. 2000. Kiat Menggali Kreativitas. Semarang: Mitra Gama Media.

Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Algesindo.
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
Tuhusetya, Sawali dan Deni Kurniawan As’ari. 2011. “Membiasakan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia dalam Keseharian di Sekolah”. Artikel. Diunduh dari http://agupenajateng.net. Pada 5 Mei 2013.























DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA dan
ANGGOTA PELAKSANA


  1. Nama                                         : Melati Putri Utami
  2. Tempat/ tanggal Lahir               : Sragen, 22 Juni 1994
  3. Jenis Kelamin                            : Perempuan
  4. NIM                                          : A310120031
  5. Semester                                    : II
  6. Jurusan                                      : PBSID
  7. Fakultas                                     : Keguruan Ilmu Pendidikan
  8. Alamat rumah                           :Girimargo, Girimargo, Miri, Sragen
  9. Telepon                                     :085728999114

  1. Nama                                          : Eri Endah Saputri
  2. Tempat / Tanggal Lahir              : Grobogan, 17 juli 1992
  3. Jenis Kelamin                             : Perempuan
  4. NIM                                           : A310120039
  5. Semester                                     : II
  6. Jurusan                                       : PBSID
  7. Fakultas                                      :Keguruan Ilmu Pendidikan
  8. Alamat rumah                            : Jl. Nitikarya Jengglong Barat Purwodadi Grobogan.
  9. Telepon                                      : 085641378807