Maandag 11 Maart 2013

Tugas Repoduksi. Makul membaca komperehensif




Novel
Anak-Anak Merapi


Igauan Juno
Pak Widodo turun dari bukit tempatnya mencari rumput. Akhir-akhir ini gunung merapi kembali rajin mengepalkan asap putihnya. Di jalan setapak pak Widodo berhenti sebentar untuk menurunkan keranjang rumput yang dipanggulnya sambil mengarahkan pandanganya di pucuk merapi. Desa umbulharjo masuk ke wilayah kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman Yogyakarta. Rumah pak Widodo jaraknya lebih kurang 5 kilometer dari puncak merapi, sedangkan rumah mbah Marijan 4 kilometer dari puncak merapi. Sesampai diumah pak widodo dikagetkan dengan kerumunan warga di rumahnya, Ternyata anak pak Widodo tergolek pingsan dengan luka goresan ditangan dan kakinya. Pak Widodo lalu bertanya kepada anak dan istrinya , kenapa dengan Juno?? Yudhistira kemudian menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada adiknya.Juno terjatuh dan terguling ketepi sungai. Juno dan temanya melihar 3 ekor ular berwarna hitam. Juno dan temanya ketakutan melihat ular tersebut dan lari dengan tergesa-gesa. Akhirnya Juno terjatuh dan pingsan. Ketika Rukmi dating membawakan segelas susu hangat. Sebuah keajaiban  tba-tiba terjadi, mata Juno tampak begerak. Pak Widodo langsung menghampiri anaknya. Akan tetapi mereka segera terkejut meliha mulit Juno taba-tiba menceracau mengeluarkan kata-kata tidak jelas, dia mengagau. “jangan keatas pak’e…jangan keatas !bahaya pak’e…jangan pak”e..aduh janga naik keatas. Rukmi segera menyerahkan susu hangat buatnya. Pak Widodo  dan istriny menopang kepala Juno agar duduk tegak. Alu daimunumkan susu itu ke juno dan akhirnya Juno siuman.
Kumandang Qur’an ditenga Malam
Setiap malam jumat membaca surat yasin sudah menjadi rutinitas keluarga pak Widodo.Ditempat  kakeknya Yudhistira melaksanakn shalat magrib . Mbah Karso selama ini tidak pernah shalat karena mbah Karso memeluk agama hindu tetapi juga bercampur dengan agama budha dan islam. Mbah Karso sangat terkesan melihat kekusyukan yudhistira ketika shalat. Maka dari itu Mbah Karso meminta Yudhistira untuk mengajarkan cara shalat dan rukun shalat. Setrlah berbicang-bincang mbah Karso menajak Yudhistira kerumah pak Widodo ayah Yudhistira. Untuk menjenguk cucunya yang bernama Juno dan mengikuti acar yasinan. Bu Widodo memulai membaca surat yasin. Lantunan terdengar khusyuk dan merdu dari ruang shalat. Sementara pak Widodo dan mbah Karso membicarakan masalah yang mengenai cucunya. Fenomena alam yang terjadi akhir-akhir ini membuat udara disiang hari menjadi gerah dan tidak seperti biasanya. Pak Widodo bertanya kepada ayahnya,  apakah bapak sudah mendengar berita dari pemerintah?? Berita apa nak!! Pak Wid lalu menjelaskan pengumuman badan pusat vulkanologi telah menerapkan status siaga untuk merapi. Kuandang ayat-ayat quran masih terus melantun merdu. Suasana di desa Umbulharjo terasa sunyi tetapi kesunyian yang indah itu pecah oleh raungan sepeda motor yng menuju keatas merapi, karena diatas terdapat tempat penginapan karaoke, biliar  bahkan minum-minuma keras dan narkoba sudah memasuki wilayah tersebut. Malam kian larut anak-anak sudah mulai tidur. Mbah Karso  lalu pamit untuk pulang. Tiba-tiba dating pak Marsudi, pak Slamet dan pak Kampul. Wajah mereka terlihat panic dan cemas, tangan mereka menggenggam golok dan senter.  Kata mereka ada macan yang masu kedalam kampong. Pak widodo kemudian bertanya kepada bapaknya, apa pendapat apak tentang ni??”tadi sore Juno melihat ular, sekarang muncul macan. Ini jelas tanda bahwa merapi bentar lagi akan kembali merayakan hajata. Itulah sebabnya para penunggu di atas banyak yang turun.
Anal-anak yang Lucu
Pak widodo adalah orang yang sederhana yang memilig hidupnya menjdi petani biasa. Baginya istri dan ketiga anaknya merupakan kekayaan terbesar yang tidak bias dinilai dengan apapun. Pak widodo tersenyum ketika melihat anak-anaknya tertidur dengan berbagi posisi yang lucu. Meskipun terlahir dengan ibu dan bapak yang sama, tetapi anak-anak ini memiliki watak yang berbeda-beda. Yudhistira lebih cenderung pendiam, hobi membaca pering dan suka mengaati alam sekitar. Yudhistira sangat sabar dan jarang marah, tapi sekali marah dia sangat menakutkan. Lain lagi dengan bimo adik yudhistura ini memiliki watak senang berpetualang, keras,pemberani, suka menolong dan sekaligus pemberang. Lucuya seberani apapun bimo sangat takut ketika mendengar suara kapal terbang, karena pada waktu kecil bomo sanagt rewel dan bandel. Maka dari itu setiap bimo rewel ibu selalu menakut-nakuti bimo dengan perkataan “Bimoo,awas …ada kapal terbang.” Bimo pun langsung mendekap ibunya, dan ibunya berkata lagi, kamu jangan nakal ya nak, kalau kamu nakal nanti kamu dibawa kapal terbang kepucuk merapi. Maka dari itu Bimo sangat takut dengan suara kapal terbang. Berbeda dengan adiknya ini. Juno sangat manja dan paling tampan sendiri. Ayah dan Ibunya sangat menyayangi Juno sehingga membuat Yudhistira dan Bimo terkadang iri melihatnya. Ketiga anak-anaknya memiliki bakat yang berbeda-beda. Yudhistira sangat menyukai catur, berbeda dengan bimo, dia lebih menyukai sepak bola, ain lagi dengan Juno yang suka main pistol-pistolan.
Hari-hari yang Menyenangkan
Matahari mulai terbit Yudhistira, Bimo dan Juno bergegas untuk mandi. Mereka bertiga ini selalu beebut kamar mandi ketika pagi hari. Setelah selesai mandi keributan berlanjut di meja makan. Juno menangis ketika melihat Bimo mengambil telur ceploknya. Bimo menganggap telur ceplok adiknya lebih besar disbanding dengan telurnya. Maka dari itu bimo mengambil telur adiknya. Selsai sarapan Yudhistira, Bimodan Juno pamit kepada ibunya untuk berangkat sekolah. Yudhistira dan Bimo menaiki sepeda mininya. Juno membonceng kakaknya. Mereka bersepeda dengan perasaan gembira menuju sekolah sambil bersendau gurau.Ditengah jalan mereka berjumpa dengan teman-temanya. Alangkah senangna hati anak-anak, tidak ada hari yang indah da paling menyenangkan selain saat saat berangkat sekolah. Kebahagiaan anak anak ini terlihat tidak hanya pada waktu mereka belajar .
Kemarahan Yudhistiran
Ketika istirahat Yudhistira dan teman-temanya bermain kelereng dihalaman sekolah. Gimok teman Yudhistira ini memang bendel, suka memboos, dan membunuh binatang di wilayahnya. Yudhistira sangat jago bermain kelereng, tapi entah kenapa setiap bermain kelereng dengan Gimok, Yudhistira selalu kalah. Hal ini diarenakan Gimok bermain kelereng dengan curang. .Bimo selama ini sudah hafal betul watag Gimok yang curang, bahkan Bimo menganggap Gimok sebagai musuh bebuyutanya. Gimok sangat lihai dalam menutupi kecuranganya, dia juga pandai memutar balikan fakta sehingga Yudhistira selalu terpojokan. Bimoberteriak kepada Gimok, hai Gimok kamu ermain curang, Gimok  lalu meenjawab , aku bermain sesuai [eraturan, jangan menuduh sembarangan kamu. Bimo kembali berkata, “aku penonton dan berhak mengawasi jalanya permainan.Gimok kembali bicara, tapi kalu matamu sliwer bagaimana mungkun bias mengawasi . Bimo tambah emosi mendengar perkataan Gimok. Bimo ingin menonjok hidung Gimok, ingin memukulnya, mencubit kupingnya. Tangan Bimo menggengam keras karena tak bias menahan emosinya akhirnya terjadi pertengkaran antara Bimo dengan Gimok. Yudhistira mencoba melerai keduanya tetapi Yudhistura malah terjengkang tekrena tendangan Gimok. Akhirnya Bimo semakin bertanbah emosinya ketika melihat kangmasnya jatuh. Kemudian Bimo menghajar Gimok habis-habisan dan Gimok hampir kalah. Tetapi Gimok malah memanggil 3 temanya intuk menghakimi Bimo. Bimo akhirnya terjatuh dan terkapar. Melihat adiknya sakit Yudhistira bangkit dan sangat marah kepada Gimok, badan Yudhistira langsung gemetar dan membesar seimbang dengan kadar emosinya. Tiba-tiba datang guru agama untuk segera melerai pertengkaran ini.
Kakek Nenek Beajar Shalat
Tiba-tiba dari kejauhan Nampak pucuk gunung merapi terus mengeluarkan asapnya yang kian tebal. Pakar vulkonologi datang kepucuk merapi untuk memprediksikan bahwa salah satu gunung api teraktif di dunia sebentar lagi akan mengalami erupsi. Masyarakat umbulharjo menganggap gunung merapi akan hajatan. Menurut Mbah Marijan, merapi kembali giat membangun dan member kesuburan yang lebih besar bagi penduduk lereng merapi. Sehabis pulang sekolah Yudhistira mampir kerumah kakeknya untuk mengantarkan buku cara-cara belajar shalat. Lalu Yudhistira menerangkan kepada kakek dan neneknya bahwa shalat merupakan tiang agama dan barang siapa yang melaksanakan shalat dijamin masuk surga. Setelah lama menerangkan tata cara shalat, terdengarlah suara adzan berkumandang. Yudhistira mengajak kakek dan neneknya untuk segera mengambil air wudhu dan mengajarkan mereka bagainmana cara wudu yang benar.. Yudhistira menyuruh mereka untuk menirukan gerakan shalatnya, lalu Yudhistira memperdengarkan suara bacaanya dengan lirih supaya kakek dan neneknya mendengarkanya.
Warisan Ilmu dari Leluhur
Selesai melaksankan shalat ashar Yudhistira berdzikir dan berdoa supaya menjadi anak yang sholeh. Selesai berdoa nenek memberi pisang hangat dan segelas teh hangat kepada Yudhistira. Kemudian Yudhistira bergegas unutuk pulang karena ia ingin segera membantu pak’e untuk membersihkan kandang sapi.  Sesampai didepan pintu rumah kakeknya Yudhistira pamit puang, tiba-tiba kakek memanggil Yudhistira. Kakek berkata kepada cucunya, bahwa kakek akan member wasiat ilmu peningalan leluhur kita yang diwariskan secara turun-temurun. Wasiat yang diberikan kepada Yudhistira berupa wasiat molimo yang artinya lim perintah atau anjuran yang harus dilaksanakan dan lima larangan yang harus dijauhi. Lima perintah yang dilambangkan lima jari kanan dan lima jari kiri. Lima jari kanan yang pertama yaitu manunggal artinya mansusia harus dekat denagn sang pencipta yaitu gusti allah. Kedua yaitu maguru yang artinya manusia hidup harus mencari ilmu sebagai bekal perjalananya, baik ilmu agama maupun ilmu dunia. Ketiga yaitu magarti artinya harus mengerti dan benar-benar paham terhadap ilmu yang diraihnya agar tidak merabraba. Keempat yaitu makaryo yang artinya manusia harus bekerja atau bekarya dan yang terakhir adalah mengasihi sapodo-podo artinya manusia harus mengasihi dan menyayangi terhadap sesama. Sedangkan mo yang kiri adalah lima larangan yang tidak boleh dilanggar yaitu ojo minum artinya jangan minum-minuman keras termasu mabuk kekuasaan dan mabuk jabatan. Kedua yaitu ojo main artinya jangan berjudi karena judi dapat menghancurkan kehidupan seseorang. Ketiga yaitu ojo maling artinya jangan mencuri atau mengambil hak milik orang lain. Keempat adalah ojo madon artinya jangan main perempuan nanti akan menimbulkan zina dan yang terakhir adalah ojo madat artinya jangan menghisap ganja atau mempergunakan narkoba.
Letusan pertama
Hari itu aktifitas gunung merapi tampak meningkat kepulan asapnya yang menunjukan warna hitam kecokelatan. Hujan abu muai turun menghujani kebun, jaan, halaan rumah, bahkan daun-daun banyak yang layu. Status merapi telah dinaikan kedalam level awas. Petugas desa sibuk memperingatkan wagar arga segera   mengungsi di posko pengungsian. Banyak warga yang masih tenang untuk dievakuasi dtempat pengungsian. Bahkan mbah marijan bersih kukuh untuk tidak mengunsi. Banyak wartawan yang sibuk meliput aktivitas merai dan menyiarkan di televise.  Jutaan penonton menyaksikan acara televise dan menantikan detik-detik yang sangat mencemaskan dan menegangkan menunggu momen terpenting  kapan gunung merapi meletus.  Tanggal 26 oktober 2010 langit disekitar gunung merapi tiba-tiba berubah menjadi kelabu. Abu vulkanink membumbung tinggi dan keluar kian pekat dari kawah merapi.  Bahkan dalam situasi yang menegangkan ini didesa umbulharjo warga maih sibuk mencari rumput, membagikan undanan pernikahan dan anak-anak  sibuk bermain. Bimo sibuk bermain sepak bola untuk mengalahkan Gimo dan teman-temanya. Sedangkan Yudhistira sibuk mengajari kakek dan neneknya aga bisa cepat shalat. Juno sibuk bermain pasar-pasaran dengan rukmini. Tiba-tiba terdengarlahsirine tanda berbahay. Beberapa orang teriakteriak menyuruh anak-anaknya pulang. Tampak kesibkan yang mencemaskan disansini. Banyak warga tampak turun terburu-buru . Tepat pukul 17.20 terdengarlah ledakan yang sanagat dahsyat  dan terdengar beberapa kilometer dari tempat kejadian. Hal ini membuat desa umbulharjo teriakteriak ketakutan, panic dan histeris. Merapi melerus….merapi meletus,,,wedus gembel turun…kiamat sudah dekat…cepat lari, pak’e,..mak’e,,,juno,,bimo,,yudhis dimana kamu, ayo cepat naik mobil disini. Ratusan warga berkumpul di pengungsian kantor balai desa. Banyak warga yang belum ditemukan. Terutama anak pak widodo yang belum ada di pengungsian. Pak Widodo sangat cemas dengan bimo, dia kesana kemari ketempat pengungsian yang lain untuk mencari bimo dan alhasil bimo tidak ditemukan. Setelah larut malam pak Widodo berhenti mencari bimo dan mau beristirahat untuk melanjutkan pencarian di desanya Esok harinya pak Widodo dan tim evakuasi mencari bimo dirumahnya. Saat pencarian bimo ditemukan dibawah tempat tidur dan bimo juga sempat tertidur. Bimo mengira suara gemuruh yang keras it adalah suara kapal terbang, maka dari itu bimo bersembunyi dikamar.
Mengungsi di Balai Desa
Hari itu tersiar kabar bahwa si juru kunci merapiyang bernama mbah marijan tewas dengan keadaan bersujud dan ditemukan pula beberapa yat yang tewas terpanggang disekitar rumah mbah Marijan. Media televise terus menyiarkan berita meletusnya gunung merapi. Tampak berbagai kesibukan disanasini. Bantuan segera datang, muai dari oakaina, makanan dan obaobatan.wiayah pak Widodo masuk dalam zona 1 karena banyak rumahrumah penduduk yang hancur akibat terjengan abu vulkanik. Sedangkan rumah mbah Karso masuk dalam zona 2.  Pak Widodo membujuk mbah Karso untuk segera mengungsi , tetapi mbah Karso bersih kukuh tidaj akan mengungsi  karena mbah Karso menganggap bahwa dia lahir dari kecil di tanah merapi dan bisa hidup sampai saat ini karena merapi, maka mbah karso matipun juga di tanah ini.
 Letusan Kedua
Setelah mengalami masa istirahat, kini merapi mulai mengepulkan asapnya kembali. Maam itu jumat tanggal 4 november2010. Warga mendengar suasana gemuruh dan rebut disana-sini. Banyak warga yang sibuk mencara sanak saudara untuk menyelamatkan diri dari terjanagn merapi. Mereka berebut naik keatas truk. Sebagian warga masih tertidurleap, mereka tidak menyadari bahwa gemuruh mulai mengeluarkan laharnya. Malam itu wedus gembel menyapu habis-habisa. Dusun=dusun beserta pemghuninya. Maut tela berpesta pora sehingga alam pun tak tersisa. Hanya dalam hitunga menit semuanya terkubur hidup-hidup dalam lumpur pasir panas hingga mencapai kedalaan 5metet. Manusia yang masih hidup bertahan hidup adalah mereka yang benar-benar mendapatkan mukzizat dari alloh. Yudhistira mendapatkan kabar bahwa kakek dan neneknya tewas terkubur lumpur pasir, seketika itu Yudhistira dan Bimo syok mendengar kabar tersebut. Air matapun mengalir dengan sendirinya. Yudhistira teringat mereka ketika membantunya untuk belajar shalat.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking