Anak-Anak Merapi
Igauan Juno
Pak
Widodo turun dari bukit tempatnya mencari rumput. Akhir-akhir ini gunung merapi
kembali rajin mengepalkan asap putihnya. Di jalan setapak pak Widodo berhenti
sebentar untuk menurunkan keranjang rumput yang dipanggulnya sambil mengarahkan
pandanganya di pucuk merapi. Desa umbulharjo masuk ke wilayah kecamatan
Cangkringan, kabupaten Sleman Yogyakarta. Rumah pak Widodo jaraknya lebih
kurang 5 kilometer dari puncak merapi, sedangkan rumah mbah Marijan 4 kilometer
dari puncak merapi. Sesampai diumah pak widodo dikagetkan dengan kerumunan
warga di rumahnya, Ternyata anak pak Widodo tergolek pingsan dengan luka
goresan ditangan dan kakinya. Pak Widodo lalu bertanya kepada anak dan istrinya
, kenapa dengan Juno?? Yudhistira kemudian menceritakan apa yang sebenarnya
terjadi pada adiknya.Juno terjatuh dan terguling ketepi sungai. Juno dan
temanya melihar 3 ekor ular berwarna hitam. Juno dan temanya ketakutan melihat
ular tersebut dan lari dengan tergesa-gesa. Akhirnya Juno terjatuh dan pingsan.
Ketika Rukmi dating membawakan segelas susu hangat. Sebuah keajaiban tba-tiba terjadi, mata Juno tampak begerak.
Pak Widodo langsung menghampiri anaknya. Akan tetapi mereka segera terkejut
meliha mulit Juno taba-tiba menceracau mengeluarkan kata-kata tidak jelas, dia
mengagau. “jangan keatas pak’e…jangan keatas !bahaya pak’e…jangan pak”e..aduh
janga naik keatas. Rukmi segera menyerahkan susu hangat buatnya. Pak
Widodo dan istriny menopang kepala Juno
agar duduk tegak. Alu daimunumkan susu itu ke juno dan akhirnya Juno siuman.
Kumandang Qur’an ditenga Malam
Setiap
malam jumat membaca surat yasin sudah menjadi rutinitas keluarga pak
Widodo.Ditempat kakeknya Yudhistira
melaksanakn shalat magrib . Mbah Karso selama ini tidak pernah shalat karena
mbah Karso memeluk agama hindu tetapi juga bercampur dengan agama budha dan
islam. Mbah Karso sangat terkesan melihat kekusyukan yudhistira ketika shalat.
Maka dari itu Mbah Karso meminta Yudhistira untuk mengajarkan cara shalat dan
rukun shalat. Setrlah berbicang-bincang mbah Karso menajak Yudhistira kerumah
pak Widodo ayah Yudhistira. Untuk menjenguk cucunya yang bernama Juno dan
mengikuti acar yasinan. Bu Widodo memulai membaca surat yasin. Lantunan
terdengar khusyuk dan merdu dari ruang shalat. Sementara pak Widodo dan mbah
Karso membicarakan masalah yang mengenai cucunya. Fenomena alam yang terjadi
akhir-akhir ini membuat udara disiang hari menjadi gerah dan tidak seperti
biasanya. Pak Widodo bertanya kepada ayahnya, apakah bapak sudah mendengar berita dari
pemerintah?? Berita apa nak!! Pak Wid lalu menjelaskan pengumuman badan pusat
vulkanologi telah menerapkan status siaga untuk merapi. Kuandang ayat-ayat
quran masih terus melantun merdu. Suasana di desa Umbulharjo terasa sunyi tetapi
kesunyian yang indah itu pecah oleh raungan sepeda motor yng menuju keatas
merapi, karena diatas terdapat tempat penginapan karaoke, biliar bahkan minum-minuma keras dan narkoba sudah
memasuki wilayah tersebut. Malam kian larut anak-anak sudah mulai tidur. Mbah
Karso lalu pamit untuk pulang. Tiba-tiba
dating pak Marsudi, pak Slamet dan pak Kampul. Wajah mereka terlihat panic dan
cemas, tangan mereka menggenggam golok dan senter. Kata mereka ada macan yang masu kedalam
kampong. Pak widodo kemudian bertanya kepada bapaknya, apa pendapat apak
tentang ni??”tadi sore Juno melihat ular, sekarang muncul macan. Ini jelas
tanda bahwa merapi bentar lagi akan kembali merayakan hajata. Itulah sebabnya
para penunggu di atas banyak yang turun.
Anal-anak yang Lucu
Pak
widodo adalah orang yang sederhana yang memilig hidupnya menjdi petani biasa.
Baginya istri dan ketiga anaknya merupakan kekayaan terbesar yang tidak bias
dinilai dengan apapun. Pak widodo tersenyum ketika melihat anak-anaknya
tertidur dengan berbagi posisi yang lucu. Meskipun terlahir dengan ibu dan
bapak yang sama, tetapi anak-anak ini memiliki watak yang berbeda-beda.
Yudhistira lebih cenderung pendiam, hobi membaca pering dan suka mengaati alam
sekitar. Yudhistira sangat sabar dan jarang marah, tapi sekali marah dia sangat
menakutkan. Lain lagi dengan bimo adik yudhistura ini memiliki watak senang
berpetualang, keras,pemberani, suka menolong dan sekaligus pemberang. Lucuya
seberani apapun bimo sangat takut ketika mendengar suara kapal terbang, karena
pada waktu kecil bomo sanagt rewel dan bandel. Maka dari itu setiap bimo rewel
ibu selalu menakut-nakuti bimo dengan perkataan “Bimoo,awas …ada kapal
terbang.” Bimo pun langsung mendekap ibunya, dan ibunya berkata lagi, kamu
jangan nakal ya nak, kalau kamu nakal nanti kamu dibawa kapal terbang kepucuk
merapi. Maka dari itu Bimo sangat takut dengan suara kapal terbang. Berbeda
dengan adiknya ini. Juno sangat manja dan paling tampan sendiri. Ayah dan
Ibunya sangat menyayangi Juno sehingga membuat Yudhistira dan Bimo terkadang
iri melihatnya. Ketiga anak-anaknya memiliki bakat yang berbeda-beda.
Yudhistira sangat menyukai catur, berbeda dengan bimo, dia lebih menyukai sepak
bola, ain lagi dengan Juno yang suka main pistol-pistolan.
Hari-hari yang Menyenangkan
Matahari
mulai terbit Yudhistira, Bimo dan Juno bergegas untuk mandi. Mereka bertiga ini
selalu beebut kamar mandi ketika pagi hari. Setelah selesai mandi keributan
berlanjut di meja makan. Juno menangis ketika melihat Bimo mengambil telur
ceploknya. Bimo menganggap telur ceplok adiknya lebih besar disbanding dengan
telurnya. Maka dari itu bimo mengambil telur adiknya. Selsai sarapan
Yudhistira, Bimodan Juno pamit kepada ibunya untuk berangkat sekolah.
Yudhistira dan Bimo menaiki sepeda mininya. Juno membonceng kakaknya. Mereka
bersepeda dengan perasaan gembira menuju sekolah sambil bersendau
gurau.Ditengah jalan mereka berjumpa dengan teman-temanya. Alangkah senangna
hati anak-anak, tidak ada hari yang indah da paling menyenangkan selain saat
saat berangkat sekolah. Kebahagiaan anak anak ini terlihat tidak hanya pada
waktu mereka belajar .
Kemarahan Yudhistiran
Ketika
istirahat Yudhistira dan teman-temanya bermain kelereng dihalaman sekolah.
Gimok teman Yudhistira ini memang bendel, suka memboos, dan membunuh binatang
di wilayahnya. Yudhistira sangat jago bermain kelereng, tapi entah kenapa
setiap bermain kelereng dengan Gimok, Yudhistira selalu kalah. Hal ini
diarenakan Gimok bermain kelereng dengan curang. .Bimo selama ini sudah hafal
betul watag Gimok yang curang, bahkan Bimo menganggap Gimok sebagai musuh
bebuyutanya. Gimok sangat lihai dalam menutupi kecuranganya, dia juga pandai
memutar balikan fakta sehingga Yudhistira selalu terpojokan. Bimoberteriak
kepada Gimok, hai Gimok kamu ermain curang, Gimok lalu meenjawab , aku bermain sesuai
[eraturan, jangan menuduh sembarangan kamu. Bimo kembali berkata, “aku penonton
dan berhak mengawasi jalanya permainan.Gimok kembali bicara, tapi kalu matamu
sliwer bagaimana mungkun bias mengawasi . Bimo tambah emosi mendengar perkataan
Gimok. Bimo ingin menonjok hidung Gimok, ingin memukulnya, mencubit kupingnya.
Tangan Bimo menggengam keras karena tak bias menahan emosinya akhirnya terjadi
pertengkaran antara Bimo dengan Gimok. Yudhistira mencoba melerai keduanya tetapi
Yudhistura malah terjengkang tekrena tendangan Gimok. Akhirnya Bimo semakin
bertanbah emosinya ketika melihat kangmasnya jatuh. Kemudian Bimo menghajar
Gimok habis-habisan dan Gimok hampir kalah. Tetapi Gimok malah memanggil 3
temanya intuk menghakimi Bimo. Bimo akhirnya terjatuh dan terkapar. Melihat
adiknya sakit Yudhistira bangkit dan sangat marah kepada Gimok, badan
Yudhistira langsung gemetar dan membesar seimbang dengan kadar emosinya.
Tiba-tiba datang guru agama untuk segera melerai pertengkaran ini.
Kakek Nenek Beajar Shalat
Tiba-tiba
dari kejauhan Nampak pucuk gunung merapi terus mengeluarkan asapnya yang kian
tebal. Pakar vulkonologi datang kepucuk merapi untuk memprediksikan bahwa salah
satu gunung api teraktif di dunia sebentar lagi akan mengalami erupsi.
Masyarakat umbulharjo menganggap gunung merapi akan hajatan. Menurut Mbah
Marijan, merapi kembali giat membangun dan member kesuburan yang lebih besar
bagi penduduk lereng merapi. Sehabis pulang sekolah Yudhistira mampir kerumah
kakeknya untuk mengantarkan buku cara-cara belajar shalat. Lalu Yudhistira
menerangkan kepada kakek dan neneknya bahwa shalat merupakan tiang agama dan
barang siapa yang melaksanakan shalat dijamin masuk surga. Setelah lama
menerangkan tata cara shalat, terdengarlah suara adzan berkumandang. Yudhistira
mengajak kakek dan neneknya untuk segera mengambil air wudhu dan mengajarkan
mereka bagainmana cara wudu yang benar.. Yudhistira menyuruh mereka untuk
menirukan gerakan shalatnya, lalu Yudhistira memperdengarkan suara bacaanya
dengan lirih supaya kakek dan neneknya mendengarkanya.
Warisan Ilmu dari Leluhur
Selesai
melaksankan shalat ashar Yudhistira berdzikir dan berdoa supaya menjadi anak
yang sholeh. Selesai berdoa nenek memberi pisang hangat dan segelas teh hangat kepada
Yudhistira. Kemudian Yudhistira bergegas unutuk pulang karena ia ingin segera
membantu pak’e untuk membersihkan kandang sapi. Sesampai didepan pintu rumah kakeknya
Yudhistira pamit puang, tiba-tiba kakek memanggil Yudhistira. Kakek berkata
kepada cucunya, bahwa kakek akan member wasiat ilmu peningalan leluhur kita
yang diwariskan secara turun-temurun. Wasiat yang diberikan kepada Yudhistira
berupa wasiat molimo yang artinya lim perintah atau anjuran yang harus
dilaksanakan dan lima larangan yang harus dijauhi. Lima perintah yang
dilambangkan lima jari kanan dan lima jari kiri. Lima jari kanan yang pertama
yaitu manunggal artinya mansusia harus dekat denagn sang pencipta yaitu gusti
allah. Kedua yaitu maguru yang artinya manusia hidup harus mencari ilmu sebagai
bekal perjalananya, baik ilmu agama maupun ilmu dunia. Ketiga yaitu magarti
artinya harus mengerti dan benar-benar paham terhadap ilmu yang diraihnya agar
tidak merabraba. Keempat yaitu makaryo yang artinya manusia harus bekerja atau
bekarya dan yang terakhir adalah mengasihi sapodo-podo artinya manusia harus
mengasihi dan menyayangi terhadap sesama. Sedangkan mo yang kiri adalah lima
larangan yang tidak boleh dilanggar yaitu ojo minum artinya jangan
minum-minuman keras termasu mabuk kekuasaan dan mabuk jabatan. Kedua yaitu ojo
main artinya jangan berjudi karena judi dapat menghancurkan kehidupan
seseorang. Ketiga yaitu ojo maling artinya jangan mencuri atau mengambil hak
milik orang lain. Keempat adalah ojo madon artinya jangan main perempuan nanti
akan menimbulkan zina dan yang terakhir adalah ojo madat artinya jangan
menghisap ganja atau mempergunakan narkoba.
Letusan pertama
Hari
itu aktifitas gunung merapi tampak meningkat kepulan asapnya yang menunjukan
warna hitam kecokelatan. Hujan abu muai turun menghujani kebun, jaan, halaan
rumah, bahkan daun-daun banyak yang layu. Status merapi telah dinaikan kedalam
level awas. Petugas desa sibuk memperingatkan wagar arga segera mengungsi di posko pengungsian. Banyak warga
yang masih tenang untuk dievakuasi dtempat pengungsian. Bahkan mbah marijan
bersih kukuh untuk tidak mengunsi. Banyak wartawan yang sibuk meliput aktivitas
merai dan menyiarkan di televise. Jutaan
penonton menyaksikan acara televise dan menantikan detik-detik yang sangat
mencemaskan dan menegangkan menunggu momen terpenting kapan gunung merapi meletus. Tanggal 26 oktober 2010 langit disekitar
gunung merapi tiba-tiba berubah menjadi kelabu. Abu vulkanink membumbung tinggi
dan keluar kian pekat dari kawah merapi.
Bahkan dalam situasi yang menegangkan ini didesa umbulharjo warga maih
sibuk mencari rumput, membagikan undanan pernikahan dan anak-anak sibuk bermain. Bimo sibuk bermain sepak bola
untuk mengalahkan Gimo dan teman-temanya. Sedangkan Yudhistira sibuk mengajari
kakek dan neneknya aga bisa cepat shalat. Juno sibuk bermain pasar-pasaran
dengan rukmini. Tiba-tiba terdengarlahsirine tanda berbahay. Beberapa orang
teriakteriak menyuruh anak-anaknya pulang. Tampak kesibkan yang mencemaskan
disansini. Banyak warga tampak turun terburu-buru . Tepat pukul 17.20
terdengarlah ledakan yang sanagat dahsyat dan terdengar beberapa kilometer dari tempat
kejadian. Hal ini membuat desa umbulharjo teriakteriak ketakutan, panic dan
histeris. Merapi melerus….merapi meletus,,,wedus gembel turun…kiamat sudah
dekat…cepat lari, pak’e,..mak’e,,,juno,,bimo,,yudhis dimana kamu, ayo cepat
naik mobil disini. Ratusan warga berkumpul di pengungsian kantor balai desa.
Banyak warga yang belum ditemukan. Terutama anak pak widodo yang belum ada di
pengungsian. Pak Widodo sangat cemas dengan bimo, dia kesana kemari ketempat
pengungsian yang lain untuk mencari bimo dan alhasil bimo tidak ditemukan.
Setelah larut malam pak Widodo berhenti mencari bimo dan mau beristirahat untuk
melanjutkan pencarian di desanya Esok harinya pak Widodo dan tim evakuasi
mencari bimo dirumahnya. Saat pencarian bimo ditemukan dibawah tempat tidur dan
bimo juga sempat tertidur. Bimo mengira suara gemuruh yang keras it adalah
suara kapal terbang, maka dari itu bimo bersembunyi dikamar.
Mengungsi di Balai Desa
Hari
itu tersiar kabar bahwa si juru kunci merapiyang bernama mbah marijan tewas
dengan keadaan bersujud dan ditemukan pula beberapa yat yang tewas terpanggang
disekitar rumah mbah Marijan. Media televise terus menyiarkan berita meletusnya
gunung merapi. Tampak berbagai kesibukan disanasini. Bantuan segera datang,
muai dari oakaina, makanan dan obaobatan.wiayah pak Widodo masuk dalam zona 1
karena banyak rumahrumah penduduk yang hancur akibat terjengan abu vulkanik.
Sedangkan rumah mbah Karso masuk dalam zona 2.
Pak Widodo membujuk mbah Karso untuk segera mengungsi , tetapi mbah
Karso bersih kukuh tidaj akan mengungsi
karena mbah Karso menganggap bahwa dia lahir dari kecil di tanah merapi
dan bisa hidup sampai saat ini karena merapi, maka mbah karso matipun juga di
tanah ini.
Letusan
Kedua
Setelah
mengalami masa istirahat, kini merapi mulai mengepulkan asapnya kembali. Maam
itu jumat tanggal 4 november2010. Warga mendengar suasana gemuruh dan rebut
disana-sini. Banyak warga yang sibuk mencara sanak saudara untuk menyelamatkan
diri dari terjanagn merapi. Mereka berebut naik keatas truk. Sebagian warga
masih tertidurleap, mereka tidak menyadari bahwa gemuruh mulai mengeluarkan
laharnya. Malam itu wedus gembel menyapu habis-habisa. Dusun=dusun beserta
pemghuninya. Maut tela berpesta pora sehingga alam pun tak tersisa. Hanya dalam
hitunga menit semuanya terkubur hidup-hidup dalam lumpur pasir panas hingga
mencapai kedalaan 5metet. Manusia yang masih hidup bertahan hidup adalah mereka
yang benar-benar mendapatkan mukzizat dari alloh. Yudhistira mendapatkan kabar
bahwa kakek dan neneknya tewas terkubur lumpur pasir, seketika itu Yudhistira
dan Bimo syok mendengar kabar tersebut. Air matapun mengalir dengan sendirinya.
Yudhistira teringat mereka ketika membantunya untuk belajar shalat.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking