ADAPTASI BUDAYA DALAM DONGENG
CINDERELLA (INGGRIS) DAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH (INDONESIA)
Melati Putri Utami dan Eri Endah Saputri
Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Kajian sastra
banding ini berjudul “ Adaptasi Budaya dalam Dongeng Cinderella (Inggris) dan
Bawang Merah Bawang Putih (Indonesia)”. Tujuan kajian ini adalah untuk membandingkan
budaya antara dongeng Cinderella dan dongeng Bawang Merah Bawang Putih serta membandingkan
budaya yang ada di Inggris dengan budaya yang ada di Indonesia. Berdasarkan
analisis dalam dongeng tersebut ditemukan persamaan dan perbedaan dalam budaya
yang ada dalam dongeng Cinderella dan Bawang Merah Bawang Putih serta terdapat
perbandingan budaya tersebut. Persamaan budaya dalam kedua dongeng tersebut
yaitu sama-sama memiliki budaya menikah dengan pangeran, sedangkan perbandingan
budaya yang ada dalam dongeng Cinderella adalah budaya dansa yang meriah
sedangkan budaya dalam dongeng bawang merah bawang putih yaitu budaya pernikahan yang sederhana.
Kata kunci: Adaptasi,
budaya, dongeng.
A.
Pendahuluan
Sastra banding awalnya memang berkembang
di Prancis, Inggris, Jerman dan Negara-negara Eropa lainya. Selanjutnya sastra
bandingan juga melebarkan sayap ke Amerika dan Asia pada umumnya. Sejak tahun
1970-an sastra banding mulai berkembang dengan mengkaji karya-karya Andre Malraung Wiliam Somerset Maughnam dan
Franz Kafka. Pada awalnya sastra banding hanya membandingkan karya sastra untuk
mencari kefavoritan dan keoriginalitasankarya, (Endraswara2011:13).
Menurut E.B. Taylor (dalam Abdul Syani 2002:48) kebudayaan sebagai kompleks
yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum adat istiadat dan
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai
warga masyarakat. Definisi lain menurut Koetjaraningrat kata “kebudayaan”
berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah
bentuk jamak dari buddi yang berarti
“budi” atau “akal”. Demikian, kebudayaan itu dapat diartikan “hal-hal yang
bersangkutan dengan budi dan akal”.
Kebudayaan memiliki tiga wujud:
1. Gagsan
atau ide, norma, nilai, aturan (apa yang dibenak manusia)
2. Tindakan
atau perilaku manusia
3. Benda-benda
kebudayaan
Dari berbagai definisi tentang
kebudayaan tersebut maka dapat diperoleh pengertian kebudayaan yaitu sistem
pengetahuan yang meliputi sistem gagasan atau ide yang terdapat dalam pikiran
manusia. Sedangkan perwujudan budaya itu sendiri diciptakan oleh manusia sebagai mahkluk berbudaya berupa norma-norma,
perilaku, bahasa, moral, peralatan hidup, benda-benda kebudayaan, religi dan
segala sesuatu untyk membantu melangsungkan kehidupan yang bermasyarakat.
Dalam penelitian ini menggunakan sastra bandingan
folkloristik yaitu sastra bandingan yang lebih terkait dengan kisah-kisah,
dongeng dan sejumlah tradisi lisan. sastra lisan juga dapat diambil dari ritual
dan tradisi lisan lain yang memiliki varian kesamaan. Bandingan juga menekankan
bagaimana persebaran ceritanya. Studi bandingan cenderung menuju kearah migrasi
atau kearah transmisi cerita dari waktu ke waktu dan dari wilayah ke wilayah..
Kehidupan bermasyarakat menciptakan
suatu kebudayaan kolektif, yang kemudian tersebar dan diwariskan secara turun
temurun, diantara kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang
berbeda baik secara lisan maupun disertai gerakan isyarat maupun alat bantu
pengingat. Hal itu kemudian disebut juga sebagai flokor. Menurut Jan Harold
Brunvard, dalam james Danandjaja seorang ahli flokor dari AS, flokor dibagi
menjadi tiga jenis yaitu flokor lisan, sebagian lisan dan bukan lisan.
Flokor lisan adalah flokor yang memang
bentuknya lisan. Flokor sebagian lisan adalah flokor yang merupakan campuran
flokor lisan dan bukan lisan, sedangkan flokor bukan lisan adalah flokor yang
bentuknya bukan lisan walaupun cara
pembuatanya diajarkan secara lisan.
Dongeng Cinderella merupakan dongeng
biyasa. Salah satu contoh dongeng Indonesia yang mirip dengan dongeng Cinderella
adalah dongeng Bawang Merah Bawang Putih. Menurut Danandjaja (1997) dongeng
biasa adalah jenis dongeng yang ditokohi manusia dan biasanya adalah kisah suka
duka seseorang. Dongeng biasanya banyak yang mempunyai kesamaan cerita maupun
tema, tidak hanya di Indonesia namun juga diluar negeri. Persamaan cerita dalam
dongeng Cinderella dengan bawang merah bawang putih yaitu mempunyai cerita
kehidupan yang hampir sama. Kedua dongeng tersebut sama-sama menikah dengan
pangeran dengan budaya yang berbeda.
B.
Metode
Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan
sosiosastra. Pendekatan sosiosastra merupakan seperangkat alat untuk memahami
hubungan antara karya sastra dengan kehidupan sosial yang melingkupinya
berdasarkan pandangan bahwa karya sastra itu diciptakan pengarang sebagai
individu yang pasti berada dalam lingkungan masyarakat dan zaman tertentu,
sehingga masuk akal apabila karya sastara mengungkapkan berbagai masalah yang
terjadi dalam masyarakat sesuai dengan gagasan atau presepsi pengarang yang
bersangkutan (Yuduiono K.S, 20019: 57).
Pada prinsipnya, sosiosastra merupakan
sebuah pendekatan terhadap dunia sastra yang memanfaatkan sosiologi sebuah
displin ilmu yang berkembang sejak abad ke-19.
Akan tetapi, sosiosastra muncul terlambat setelah berkembang pesat
sosiologi agama, sosiologi politik, sosiologi pendidikan, sosiologi budaya, dan
lain-lain. Dalam kritik sastra yang
menjadi pusat perhatianya adalah karya sastra maka pendekatannya harus tertuju
pada karya sastra itu sendiri, sedangkan analisis terhadap pengarang dan
pembaca hendaknya dipergunakan sebagai pendukung terhadap pemahaman karya
sastra.
Dalam penelitian ini menggunkan metode
dialektik. Inti metode dialektik ini adalah dalam analisis sastra peneliti
harus melakukan kajian bolak balik antara teks sastra dengan realitas diluar
karya sastra secra berulang-ulang untuk menemukan hubungan antara unsure-unsur
dalam sastra dengan realitas diluar karya sastra. Prinsip dasar metode
dialektik ini adalah bahwa gagasan atau unsur-unsur dalam karya sastra itu
tidak terlepas dari realitas kehipuan sosial yang ada. Penelitian ini diawali
dengan metode dialektik, pada dasarnya penelitian ini tidak terlepas dari
kehidupan budaya sosial yang ada dalam dongeng
Cinderella dengan dongeng Bawang Merah Bawang Putih. Dengan menggunakan
metode ini dapat menghubungkan antara kehidupan budaya sosial dalam dongeng
dengan kehidupan yang ada dalam kedua Negara tersebut
C. Pembahasan
Perbandingan budaya Negara
Inggris dan Negara Indonesia
Budaya pernikahan yang ada di Indonesia
dengan budaya pernikahan yang ada di Inggris sangat berbeda. Budaya pernikahan
yang ada di Negara Inggris memiliki gaya pernikahan yang terkesan glamor dan
memakai pesta dansa dengan pasanganya sedangkan budaya pernikahan yang ada di
Indonesia memiliki budaya pernikahan yang sederhana dan masih ada perjodohan. Di
Indonesia wanita dan laki-laki yang ingin hidup bersama harus melalui berbagai
proses seperti proses lamaran dan pernikahan. Wanita dan laki-laki bercinta di depan
umum atau wanita kawin dan laki-laki
hidup bersama tanpa kawin merupakan kebudayaan dari Inggris yang dipandang
biasa-biasa saja. Sedangkan, di Indonesia budaya wanita dan laki-laki bercinta
didepan umum dipandang tidak wajar karena tidak memiliki moral dan etika yang
baik.
Budaya berpakaian di Negara Inggris sangat
berbeda dengan budaya berpakaian di Negara Indonesia. Di Negara Inggris memakai
pakaian yang terbuka merupakan hal yang wajar dan tidak memandang di rumah maupun
di luar rumah. Hal itu dikarenakan budaya berpakaian seperti itu sudah ada
sejak zaman dahulu. Berbeda dengan budaya berpakaian di Indonesia yang masih
mengikuti mode dan berpakain yang sopan, walaupun ada yang berpakain terbuka
tetapi mereka masih memperhitungkan apakah pakain tersebut pantas digunakan
atau tidak.
Budaya transportasi antara Negara
Inggris dengan Negara Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda. Di Negara
Indonesia sendiri budaya transportasi yang sering digunkan oleh masyarakat
berupa mobil pribadi dan kendaraan umum yang tidak ramah lingkungan. Sedangkan di Negara Inggris lebih cenderung
jalan kaki dan menggunakan sepeda yang ramah lingkungan dibandingkan dengan
menggunakan mobil atau kendaraan umum.
Perbandingan
Budaya dalam Dongeng Cinderella dan Dongeng Bawang Merah Bawang Putih
Budaya dongeng Cinderella dengan dongeng
Bawang Merah Bawang Putih yaitu dongeng Cinderella yang ada di kerajaan
memiliki budaya pesta dansa sebagaiamana diungkapkan dalam dongeng Cinderella
halaman 12.
“Pesta dansa sudah dimulai ketika
Cinderella masuk. Tanpa berfikir panjang, pangeran bergegas kesampingnya. Ia
gadis tercantik yang dilihat pangeran. Sang pangeran menyodorkan tangan pada
Cinderella dan jeduanya mulai berdansa. Sementara malam kian larut, pangeran
tidak pernah beranjak dari sisi Cinderella. Tak lama kemudian, keduanya saling
jatuh cinta.”(Cinderella:12)
Berbeda dengan Cinderella Dongeng Bawang
Merah Bawang Putih tidak memakai pesta dansa hanya diboyong di istana oleh sang
pangeran kemudian bawang putih dan sang pangeran menikah.
“Bawang putih karena engkau telah
membuktikan sebagai pemilik sejati atas tanaman bunga emas itu, maka apapun
yang terjadi aku akan tetap memboyongmu ke istana untuk kijadikan permaisuri”(
Bawang Merah Bawang Putih hal 35)
Perbedaan Budaya
Dongeng Cinderella dan Dongeng Bawang Merah Bawang Putih
Dahulu kala hidup seorang lelaki yang
baik hati. Lelaki itu sangat kaya dan mempunyai putri cantik yang bernama
Cinderella. Lelaki itu selalu menuruti apa yang diinginkan Cinderella. Tak lama
kemudian Cinderella ditinggal pergi oleh ayanhnya karena ayahnya meninggal
dunia. Kutipan yang menjelaskan ayahnya meninggal dunia sebagai berikut.
“Sayangnya, tak lama kemudian lelaki baik
hati tersebut meninggal”(Cinderella:2)
Alkisah pada zaman dahulu disebuah desa
di pulau jawa hiduplah sepasang suami isteri. Tak lama kemidian setelah sang
istri melahirkan kemudian dia meninggal. Lelaki itu hidup sendirian dengan
putri kecilnya yang bernama Bawang Putih. lelaki itu kemudian memutuskan untuk
menikah dengan seorang janda tetapi kehidupan mereka sangat pas-pasan. Kemudian
ayah Bawang Putih memutuskan untuk pergi merantau mencari pekerjaan
“Ketika hendak berangkat ia berpesan
kepada sang istri agar tidak mensia-siakan Bawang Putih, kerena anak itu telah
menganggapnya sebagai ibu kandung sendiri. Demikianlah ayah bawang putih
meninggalkan kampung halaman dengan membawa bekal secukupnya”. (Bawang Merah
Bawang Putih dan Naga Baru Klinting:8)
Dalam
dongeng Cinderella budaya transportasi yang digunakan berupa kereta kencana
sedangkan budaya transportasi Bawang Merah Bawang Putih dengan jalan kaki.
“Ibu peri melambaiakan tangan, mengubah
labu menjadi kereta berkilauan dan tikus-tikus menjadi kuda-kuda”.(Cinderella:10)
Budaya berpakaian dalam dongeng Cinderella
menggunakan pakaian yang modern seperti gaun, sedangkan dalam dongeng Bawang
Merah Bawang Putih menggunakan pakaian yang lebih sederhana dibanding dengan
Cinderella. Kutipan yang menjeaskan budaya berpakaian dalam dongeng Cinderella
terletak pada halaman 6.
“Dikamar loteng, Cinderella menemukan
sehelai gaun milik almarhum ibunya. Memang terlihat agak kuno tetapi cinderlla
tahu ia dapat memperbaikinya. Kemudian Ibu Peri mengubah gaun tua Cinderella
yang koyak menjadi gaun pesta indah, dan kaki mungilnya diberi sepatu kaca”.(
Cinderella:6)
Persamaan Budaya
Dongeng Cinderella dan Dongeng Bawang Merah Bawang Putih
Kehidupan Cinderella dan ayahnya terasa
tidak lengkap karena tidak ada sososk seorang Ibu, sehari-hari mereka merasa kesepian
sehingga ayah Cinderella memutuskan untuk menikah dengan seorang janda.
“Lelaki itu memberi putrinya dengan
segala yang diberi dengan uang, namun ia merasa yang dibutuhkan putrinya adalah
seorang ibu. Maka ia menikah dengan wanita yang sudah memiliki dua anak”. (Cinderella:
1)
Dalam dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih,
lahirlah seorang anak kecil yang mungil yang bernama bawang putih dari sepasang
suami istri. Ternyata istri tersebut meninggal dunia setelah melahirkan bawang
putih. Ayah bawang putih merasa kesepian dan sulit untuk mengurus anaknya
karena dia harus bekerja. Akhirnya ayah bawang putih menikah dengan seorang
janda yang sudah memiliki anak yang lebih tua dari bawang Putih. Penjelasan
tersebut terdapat pada halaman 6.
“Maka pada suatu hari ia memberanika
diri untuk berkenan dan sekaligus melamar perempuan itu. Laksana pucuk dicita
ulam tiba, sang janda menerima lamaran ayah Bawang Putih dan berjajni akan
mengnggap anaknya sebagaimana anak kandungnya sendiri”.(Bawang Merah Bawang
Putih dan Naga Baru Klinting :hal 6)
Sehari-hari kehidupan Cinderella selalu
disibukan dengan melakukan pekerjaan rumah yang disuruh oleh ibu tiring dan
anaknya. Kehidupan mewah yang dirasakan Cinderella dulu sekarang tidak
dirasakan lagi karena Cinderella dianggap oleh ibu tirinya seperti pembantu.
Semua pekerjaan rumah harus diselesaiakan oleh Cinderella. Jika pekerjaan itu
tidak diselesaiakan ibu tirinya akan memarahi Cinderella.
“Cinderella ditinggalkan bersama ibu
tirinya, perempuan yang tak berperasaan yang iri akan kecantikan Cinderella.
Tahun-tahun berlalu ibu tiri Cinderella memanjakan kedua anaknya. Anastasia
dengan grizela tidur dikamar besar yang indah dan diberi apaun yang mereka
inginkan . Cinderella diberi kamar yang kecil sekali di loteng. Sang ibu tiri
memaksanya mencuci dan menyetlika, menyiapkan makanan, dan membersihkan
rumah”.( Cinderella:2)
Tidak berbeda dengan Cinderella yang di
anggap ibu tirinya sebagai pembantu. Dongeng Bawang Merah Bawang Putih juga
memiliki kesamaan cerita. Dalam dongeng
Bawang Putih, kehidupan Bawang Putih juga diperlakukan seperti pembantu.
Walaupun Bawang Putih melalukan kesalahan yang tidak disengaja, ibu tiri Bawang
Putih tetap akan memarahi habis-habisan.
Pekerjaan rumah harus diselesaiakan oleh Bawang Putih seperti mencuci
pakaian sang ibu dan pakaian Bawang Merah, memasak didapur hingga mencari
ranting pohon kering dihutan. Sementara sang ibu dan Bawang Merah mengerjakan
yang ringan-ringan.
“Setiap pagi Bawang Putih disuruh
mengisi tempayang sampai penuh dengan mengambil air yang cukup jauh. Kemudian,
memasak makanan didapur. Sedangkan Bawang Merah dibiarkan mendengkur didalam
kamar. Sore harinya gadis cantik itu harus menyapu rumah dan pekarangan hingga
bersih dan sampahnya ditimbun disebuah tempat kemudian di bakar”. (Bawang Merah
Bawang Putih dan Naga Baru Klinting)
Dalam dongeng Cinderella dari Inggris dan dongeng Bawang Merah Bawang Putih dari
Indonesia memiliki persamaan yaitu sama-sama menikah dengan pangeran. Dalam
dongeng Cinderella, Cinderella menikah dengan pangeran dengan pesta yang
meriah. Kutipan yang menjelaskan Cinderella menikah dengan pangeran dapat
dilihat pada halaman 19.
“Pernikahan kerajaan segera disiapkan
dan pangeran menikahi Cinderella. Impian Cinderella akhirnya menjadi kenyataan.
Ia dan pangeran hidup bahagia selamanya”. (Cinderella:19)
Sedangkan dongeng Bawang Merah Bawang
Putih yang juga menikah dengan sang pangeran dengan tradisi yang lebih
sederhana dari pada Cinderella.
“Bawang putih, karena engkau telah
membuktikan sebagai pemilik sejati atas tanaman bunga emas itu maka apapun yang
terjadi aku akan tetap memboyongmu keistana untuk kujadikan permaisuri”. (
Bawang Merah Bawang Putih dan Naga Baru Klinting :5)
D. Simpulan
Berdasarkan hasil studi perbandingan antara dongeng
Cinderella dari Inggris dan dongeng Bawang Merah Bawang Putih dari Indonesia
dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya yang ada di Inggris memiliki budaya yang
berbeda dengan budaya yang ada di Indonesia. Dari kedua dongeng tersebut
memiliki kebudayaan yang berbeda-beda tetapi memiliki persamaan cerita yang
hampir sama. Budaya yang ada dalam dongeng Cinderella adalah budaya dansa yang
meriah sedangkan budaya dalam dongeng bawang merah bawang putih yaitu budaya pernikahan yang sederhana.
Persamaan cerita dalam dongeng tersebut penyiksaan terhadap anak tirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Syani. 2002. Sosiologi Skematika, Teori,
dan Terapan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Almakruf,
Ali Imron. 2014. “Metode Penelitian Ssastra dan Pembelajaranya”. Hand Out Mata
Kuliah Metode Penelitian Sastra dan Pembelajaranya. Surakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Danandjaja,
James. 1997. Folklore Jepang. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra.
Yogyakarta: CAPS.
Koetjaraningrat.
1984. Kebudayaan Mentalis dan Pembangunan.
Jakarta: PT Gramedia.
Syamsuri
Maulana. Bawang Merah-Bawang Putih dan
Naga Baru Klinting. Surabaya: Greisinda Pres.
Yudiono
K.S. 2009. Pengkajian Kritik Sastra
Indonesia. Jakarta: PT Grasindo.
Yudhi
Kurniawan. 2014. “Perbedaan Budaya Di Jerman”. Http//www.perbedaan budaya di
Jerman.html. Diakses pada 27 November 2014.
Sinopsis Cinderella
Dahulu
kala hidup seorang lelaki dan anaknya yang bernama Cinderella. Kehidupan mereka
sangat berkecukupan, apapun yang diinginkan anaknya selalu dituruti ayahnya.
Hanya satu hal yang kurang dalam kehidupan mereka yaitu sosok seorang ibu.
Akhirnya ayah Cinderella memutuskan untuk menikah dengan janda yang mempunyai
dua orang anak. Tidak lama kemudian ayah Cinderella meninggal dunia. Cinderella
akhirnya hidup dengan ibu tiri dan kedua saudara tirinya. Saat itu kehidupan
Cinderella mulai berubah. Cinderella tidak lagi menikmati kehidupan yang mewah
saat bersama ayahnya. Kamar besar yang dulu ditempatinya sekarang hanya diberi
kamar kecil diloteng. Setiap hari Cinderella harus bangun pagi untuk
membersihkan rumah, memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah lainya. Sementara
ibu dan kedua saudara tirinya hanya bersantai.
Suatu
hari terdengar raja mengadakan pesta dansa dan pangeran sedang menacri seorang
istri. Mendengar berita tersebut Cinderella ingin mengikuti pesta dansa, tetapi
dilarang oleh ibu tirinya. Diam-diam Cinderella menyiapkan gaun tetapi diketahui
oleh saudara tirinya. Gaun tersebut dirusak oleh saudara tirinya sehingga
Cinderella tidak tau harus menacari gaun itu kemana. Cinderella hanya bisa
menangis dan lari ketaman dan bertemu ibu peri. Cinderella menceritakan keluh
kesahnya kepada ibu peri. Ibu peri mengubah labu menjadi kereta serta tikus-tikus
menjadi kuda. Tidak lupa baju Cinderella diubah menjadi gaun yang cantik dan kakinya
dihiasi dengan sepatu kaca.
Semua
yang didapatkan Cinderella ada syaratnya yaitu, sebelum pukul 00.00 Cinderella
harus meninggalkan pesta itu karena mantra ibu peri akan hilang. Saat meninggalkan
pesta dansa, sepatu kaca Cinderella lepas satu dan ditemukan oleh pangeran.
Sang pangeran berjajnji akan menikahi wanita yang memiliki sepatu kaca
tersebut. Sayembara dilaksanakan di setiap rumah gadis-gadis yang berada
disekitar istana. Setiap gadis diminta
untuk mencoba sepatu kaca dan tidak ada yang pas. Tiba saatnya sang pangeran
mengunjungi rumah Cinderella. Cinderella akhirnya mencoba sepatu kaca tersebut
dan memberitahu pangeran bahwa cinderellalah yang memiliki seapatu kaca.
Akhirnya Cinderella dan pangeran menikah dan hidup bahagia.
Sinopsis
Bawang Merah Bawang Putih
Di
pulau jawa hiduplah sepasang suami istri. Rumah tangga mereka meskipun sangat
sederhana karena hanya sebagai buruh tani yang berpenghasilan pas-pasan, namun
tampak bahagia. Keduanya saling menyadari dan bersabar dalam menjalani
kehidupan yang serba sulit. Tak lama setelah melahirkan anaknya sang istri
meninggal karena kehabisan darah. Ayah Bawang Putih kemudian membesarkan
sendiri. Terlintas dalam benaknya bahwa anaknya memerlukan seorang Ibu asuh. Ayah
Bawang Putih melihat sang janda yang berada di desa tetangga. Ia memandang si
janda sebagai tumpuan harapan untuk
merawat anaknya dan akhirnya ayah bawang putih menikah dengan janda tersebut.
Melihat kehidupan yang pas-pasan ayah bawang putih memutuskan untuk pergi merantau
menacari pekerjaan.
Bawang
putih ditinggal bersama ibu tiri serta kakak tirinya. Kehidupan bawang putih
berubah selama tinggal dengan ibu tirinya.setiap pagi bawang putih disuruh
mengisis tempayang sampai penuh dengan mengambil air dari sumber yang jaraknya
cukup jauh, selain itu dia juga harus memasak dan mencarai rantai pohon kering
dihutan. Selain itu bawang putih harus mencuci pakain disungai, ketika mencuci
pakaian disungai bawang putih mendengar suara dan trnyata suara itu adalah ikan
emas. Ikan emas itu yang membantu pekerjaan bawang putih termasuk mencuci
pakaian. Ibu tiri bawang putih yang curiga dengan bawang putih akhirnya
menyuruh bawang merah untuk menyelidiki siapa yang membantu bawang putih.
Akhirnya bawang merah mengetahui jika yang membantu bawang putih adalah seekor
ikan emas. Kemudian ikan emas itu ditangkap bawang merah dan dibawa pulang
untuk dilihatkan oleh sang ibu. Dengan
perasaan sedih bawang putih mengangkat tubuh ikan itu untuk disembelih. Ikan
emas itu berbisik kepada bawang putih, kuburkanlah tulang-tulangku disebelah
rumah. Setelah daging itu disantap ibu tiri dan bawang merah kemudian tulang
itu dikuburkan disebelah rumah. Esok harinya tanah tempat tulang ikan emas itu
tumbuh tanaman emas yang tumbuh subur dan berbunga.
Suatu
hari ada seorang pangeran dan dua pengawalnya yang melihat timbulnya cahaya
keemasan. Pangeran tersebut menuju ketanaman tersebut dan ingin membawanya
keistana. Mendengar perbincangan tersebut ibu bawang merah keluar dan mengaku
bahwa tanaman tersebut miliknya. Pangeran dan pengawalnya berusaha mencabut
tanaman tersebut dengan sekuat tenaga tetapi tanaman tersebut tidak bisa untuk
dicabut. Keluarlah bawang putih dan berkata tidak ada yang bisa mencabut
tanaman itu selain pemiliknya yang sejati. Kemudian bawang putih menghampiri
tanaman emas itu dan mencabutnya dengan mudah. Pangeran dan dua pengawanlnya
merasa kagum dengan bwang putih, karena bawang putih telah membuktikan sebagai
pemilik sejati tanaman emas itu. Maka, pangeran akan memboyongnya ke istana
untuk dijadikan permaisuri
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking